Selasa, 30 September 2014

MAKANAN PENDAMPING ASI




Air Susu Ibu (ASI) merupakan pemberian Asi sedini mungkin setelah persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan yang lain sampai bayi berusia 6 bulan, walaupun hanya air putih (WHO 2001).

Menurut Depkes (1997), sejak tahun 1990 dukungan politis dari pemerintah terhadap peningkatan penggunaan pemberian makanan pendamping ASI sebenarnya telah memadai dengan dicanangkannya GNPP-ASI (Gerakan Nasional Peningkatan Penggunaan ASI) oleh Bapak Presiden Soeharto pada hari ibu tanggal 22 Desember 1990 bertemakan “Dengan ASI Kaum Ibu Mempelopori Peningkatan Kualitas Manusia Indonesia (Depkes 1997)”.

Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia adalah 35/1000 kelahiran hidup (DepKes RI, 2003) dengan harapan pada tahun 2010 Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia turun menjadi 15/1000 kelahiran hidup. Seringkali ibu-ibu kurang mendapat informasi bahkan mendengar informasi yang salah tentang manfaat ASI Ekslusif dan makanan pendamping ASI di berikan pada usia kurang dari 6 bulan, bagaimana cara menyusui yang benar dan apa yang harus dilakukan bila timbul kesulitan menyusui bayinya.

Gizi memegang peranan penting dalam siklus hidup manusia. Kekurangan gizi Pada ibu hamil dapat menyebabkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan dapat pula menyebabkan penurunan tingkat kecerdasan. Pada bayi dan anak, kekurangan gizi akan menimbulkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang apabila tidak diatasi secara dini dapat berlanjut hingga dewasa. Usia 0-24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, sehingga kerap diistilahkan sebagai periode emas sekaligus periode kritis.

Periode emas dapat diwujudkan apabila pada masa ini bayi dan anak memperoleh asupan gizi yang sesuai untuk tumbuh kembang optimal. Sebaliknya apabila bayi dan anak pada masa ini tidak memperoleh makanan sesuai kebutuhan gizinya, maka periode emas akan berubah menjadi periode kritis yang akan mengganggu tumbuh kembang bayi dan anak, baik pada saat ini maupun masa selanjutnya. Untuk mencapai tumbuh kembang optimal, di dalam Global Strategy for Infant and Young Child Feeding, WHO/UNICEF merekomendasikan empat hal penting yang harus dilakukan yaitu; pertama memberikan Air Susu Ibu kepada bayi segera dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir, kedua memberikan hanya Air Susu Ibu (ASI) saja atau pemberian ASI secara eksklusif sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan, ketiga memberikan Makanan Pendamping Asi (MP-ASI) sejak bayi berusia 6 bulan sampai 24 bulan, dan keempat meneruskan pemberian ASI sampai anak berusia 24 bulan atau lebih. Rekomendasi tersebut menekankan, secara sosial budaya MP-ASI hendaknya dibuat dari bahan pangan yang murah dan mudah diperoleh di daerah setempat (indigenous food).

Menurut Depkes (1997) pemerintah sangat mendukung program ASI khususnya ASI Ekslusif, tetapi masih banyak ibu yang kurang memahami dalam memberikan ASI Ekslusif kepada bayinya dan manfaat pemberian ASI bagi pertumbuhan bayi. Padahal program pemberian ASI Ekslusif telah dicanangkan sejak tahuan 1990.

Menurut Soetjiningsih, pengalaman telah menunjukan bahwa terbentuknya cara pemberian makanan bayi yang tepat serta lestarinya makanan pendamping ASI sangat tergantung kepada informasi yang diterima oleh ibu-ibu. penelitian menunjukan bahwa pemberian makanan pendamping ASI masih banyak diberikan pada bayi kurang dari 6 bulan. Sehingga dapat menimbulkan bayi sering diare karena usus bayi yang belum sempurna menerima dan mencerna makanan dengan baik. Pemberian ASI dengan pemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dalam kualitas dan kuantitas dapat menyebabkan bayi menderita kurang gizi.Pemberian makanan pendamping ASI terlalu dini menurunkan konsumsi ASI dan menimbulkan gangguan pencernaan/ diare. Sedang bila terlambat bisa menyebabkan bayi kurang gizi

Pengertian MPASI

Adalah makanan dan minuman yang mengandung zat gizi yang diberikan kepada bayi dan anak guna memenuhi zat gizi selain dari ASI.
1. MP-ASI merupakan proses transisi dari asupan yang semata berbasis susu menuju ke makanan yang semi padat. Untuk proses ini juga dibutuhkan ketrampilan motorik oral. Ketrampilan motorik oral berkembang dari refleks menghisap menjadi menelan makanan yang berbentuk bukan cairan dengan memindahkan makanan dari lidah bagian depan ke lidah bagian belakang.
2. Pengenalan dan pemberian MP-ASI harus dilakukan secara bertahap baik bentuk maupun jumlahnya, sesuai dengan kemampuan pencernaan bayi/anak .
3. Pemberian MP-ASI yang cukup dalam hal kualitas dan kuantitas penting untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan anak yang bertambah pesat pada periode usia 6-24 bulan.


Mengapa umur 6 bulan adalah saat terbaik anak mulai diberikan MPASI ?

1. Pemberian makan setelah bayi berumur 6 bulan memberikan perlindungan besar dari berbagai penyakit. Hal ini disebabkan sistem imun bayi berusia kurang dari 6 bulan belum sempurna. Pemberian MP-ASI terlalu dini sama saja dengan membuka pintu gerbang masuknya berbagai jenis kuman. Belum lagi jika tidak disajikan higienis. Hasil riset terakhir dari peneliti di Indonesia menunjukkan bahwa bayi yg mendapatkan MP-ASI sebelum berumur 6 bulan, lebih banyak terserang diare, sembelit, batuk-pilek, dan panas dibandingkan bayi yang hanya mendapatkan ASI eksklusif. Belum lagi penelitian dari badan kesehatan dunia lainnya.
2. Saat bayi berumur 6 bulan keatas, sistem pencernaannya sudah relatif sempurna dan siap menerima MPASI. Beberapa enzim pemecah protein spt asam lambung, pepsin, lipase, enzim amilase, dsb baru akan diproduksi sempurna pada saat ia berumur 6 bulan.
3. Mengurangi resiko terkena alergi akibat pada makanan. Saat bayi berumur kurang dari 6 bulan, sel-sel di sekitar usus belum siap untuk mengolah kandungan dari makanan. Sehingga makanan yg masuk dapat menyebabkan reaksi imun dan terjadi alergi.
4. Menunda pemberian MP-ASI hingga 6 bulan melindungi bayi dari obesitas di kemudian hari.

Cara Pemberian MPASI

1. Berikan dalam bentuk cair dan bertahap menjadi lebih kental.
2. Bila bayi tidak mau jangan dipaksa tetapi bisa diganti jenis lainnya dan pada kesempatan lain bisa diulang pemberiannya.
3. Jangan memberikan makanan pendamping dekat dengan waktu menyusui.
4. Berikan makanan pendamping yang bervariasi supaya tidak bosan sekaligus memperkenalkan aneka jenis bahan makanan.
5. MPASI mudah terjangkau oleh masyarakat luas baik harga dan bahannya, memerlukan pengolahan sebelum di konsumsi.

Awal Memperkenalkan MP-ASI

1. Berikan makanan dalam porsi kecil dulu, cukup 1-2 sendok teh
2. Tingkatkan jumlahnya sampai 3-4 sendok setelah 2-3 hari
3. Tambahkan porsinya secara bertahap dalam kurun waktu 4-5 hari
4. Untuk beberapa hari pertama, beri 1-2 kali sehari, bila bayi sudah terbiasa tingkatkan pemberian MP-ASI hingga 2-3 kali sehari.

Cara Menyuapkan MP-ASI
1. Saat menyuapi, letakkan sedikit makanan pada sendok, kemudian masukkan perlahan kedalam mulut bayi.
2. Suapkan makanan berikutnya setelah bayi berhasil menelan makanan sebelumnya
3. Suapkan makanan secara perlahan kedalam mulut bayi agar tidak tersedak.

Macam-macam MPASI yang baik pada bayi

Sayuran pertama: Wortel, kentang, lobak, labu parang, ubi merah, segala macam ubi-ubian, kacang polong, brokoli, kembang kol

Buah-buahan pertama: Apel, pear, pisang, pepaya, alpukat.
Tepung beras (baby rice): Campurkan tepung beras dengan air/ASI/susu
formula. Tepung beras sangat mudah dicerna dan rasa susu membuat masa
transisi ke makanan padat menjadi lebih mudah. Tepung beras dapat diberikan bersamaan dengan buah atau sayur.

Daging: Daging giling yang dimasak matang dapat diperkenalkan sebagai
makanan pertama bayi. Meski demikian, secara umum, kebutuhan utama
protein dan zat besi anak usia 6 bulan didapatkan dari ASI / susu
formula.

1. Bubur Susu
Bahan : satu sendok makan peres tepung beras, 1 sendok takar susu formula merk apa aja (dicairkan menjadi 30 ml)/ASI, 200 ml air matang.
Cara membuat : tepung beras dan air matang dimasak di atas api sehingga kental, angkat, campurkan dengan susu formula

2. Bubur kacang ijo
Bahan : setengah sendok makan tepung beras, 1 sendok teh tepung kacang ijo, 1 sendok takar susu formula, 200 ml air matang.
Cara membuat : tepung beras dan tepung kacang ijo dimasak dengan air matang di atas api hingga kental, angkat, campurkan dengan susu formula.

3. Bubur beras merah
Bahan : satu sendok makan peres tepung beras merah, setengah sendok makan tepung beras putih, 1 sendok takar susu formula, 200 ml air matang.
Cara membuat : tepung beras merah dan putih dimasak di atas api dengan air matang hingga kental, angkat, campurkan dengan susu formula.

4. Bubur susu saus apel
Bahan : setengah buah apel fuji, satu sendok makan peres tepung beras, satu sendok takar susu formula yang diencerkan menjadi 30 ml.
Cara membuat : kukus buah apel fuji selama 10-15 menit, setelah dingin tumbuk apel sampai kelihatan halus, kemudian disaring dengan saringan kawat. Tepung beras diolah sama seperti resep2 sebelumnya. Campurkan apel yang sudah disaring dengan olahan tepung beras dan susu formula. Siap disajikan.
Cara membuat tepung beras :
Beras dicuci kemudian dikeringkan. Bisa dengan cara disangrai. Setelah kering, beras diblender, lalu diayak. Setelah selesai diayak, tepung beras disangrai lagi agar lebih awet penyimpanannya. Hal ini berlaku pula untuk tepung kacang ijo dan tepung beras merah

5. Nasi Tim Saring Hati Ayam (1 Porsi)
Bahan:
20 gr beras, cuci bersih, 625 cc air, 25 gr hati ayam, 26 gr tempe, 27 gr tomat, 28 gr daun bayam, iris kasar, 1 sdt margarin/ mentega
Cara membuat:
1. Campur beras yang sudah dibersihkan dengan air, hati ayam, dan tempe. Rebus sambil terus diaduk hingga menjadi bubur
2. Masukkan bayam dan tomat, masak hingga sayuran matang. Angkat.
3. Masukkan margarin/ mentega, aduk rata.
4. Setelah dingin, haluskan dengan blender atau saringan kawat.
Tempatkan dalam wadah, siap diberikan pada bayi.

Mengolah Makanan/MP-ASI
1. Merebus
Memasak dengan cara memasukkan bahan makanan ke dalam panci berisi air mendidih. Rebus makanan dengan air secukupnuya yang diperkirakan akan habis dimakan. Lama rebusannya disesuaikan dengan bahan makanannya. Rebus makanan dalam keadaan panci yang tertutup

2. Mengukus
Memasak dengan menggunakan alat kukus. Lama pemasakan tergantung pada jenis bahan pangannya.

3. Mengetim
Memasukkan mangkuk tahan panas yang telah berisi bahan makanan ke dalam panci yang berisi air. Untuk bahan makanan karbohidrat (beras, mi, dsb) dan hewani (daging, ayam), sebelum di tim harus dimasak matang atau setengah matang.

4. Panggang
Memasak dengan memanaskan piring tahan panas yang telah berisi bahan makanan ke dalam oven atau langsung di atas api. Memanggang umumnya dilakukan untuk bahan makanan dari hewani atau jenis bahan pangan sekaligus (one dish meal), seperti makaroni skotel.

Permasalahan dalam pemberian MP-ASI
Dari hasil beberapa penelitian menyatakan bahwa keadaan kurang gizi pada bayi dan anak disebabkan karena kebiasaan pemberian MP-ASI yang tidak tepat. Keadaan ini memerlukan penanganan tidak hanya dengan penyediaan pangan, tetapi dengan pendekatan yang lebih komunikatif sesuai dengan tingkat pendidikan dan kemampuan masyarakat. Selain itu ibu-ibu kurang menyadari bahwa setelah bayi berumur 6 bulan memerlukan MP-ASI dalam jumlah dan mutu yang semakin bertambah, sesuai dengan pertambahan umur bayi dan kemampuan alat cernanya.

Beberapa permasalahan dalam pemberian makanan bayi/anak umur 0-24 bulan :
1. Pemberian Makanan Pralaktal (Makanan sebelum ASI keluar) Makanan pralaktal adalah jenis makanan seperti air kelapa, air tajin, air teh, madu, pisang, yang diberikan pada bayi yang baru lahir sebelum ASI keluar. Hal ini sangat berbahaya bagi kesehatan bayi, dan mengganggu keberhasilan menyusui.
2. Kolostrum dibuang Kolostrum adalah ASI yang keluar pada hari-hari pertama, kental dan berwarna kekuning-kuningan. Masih banyak ibu-ibu yang tidak memberikan kolostrum kepada bayinya. Kolostrum mengandung zat kekebalan yang dapat melindungi bayi dari penyakit dan mengandung zat gizi tinggi. Oleh karena itu kolostrum jangan dibuang.
3. Pemberian MP-ASI terlalu dini atau terlambat Pemberian MP-ASI yang terlalu dini (sebelum bayi berumur 6 bulan) menurunkan konsumsi ASI dan gangguan pencernaan/diare. Kalau pemberian MP-ASI terlambat bayi sudah lewat usia 6 bulan dapat menyebabkan hambatan pertumbuhan anak.
4. MP-ASI yang diberikan tidak cukup Pemberian MP-ASI pada periode umur 6-24 bulan sering tidak tepat dan tidak cukup baik kualitas maupun kuantitasnya. Adanya kepercayaan bahwa anak tidak boleh makan ikan dan kebiasaan tidak menggunakan santan atau minyak pada makanan anak, dapat menyebabkan anak menderita kurang gizi terutama energi dan protein serta beberapa vitamin penting yang larut dalam lemak.
5. Pemberian MP-ASI sebelum ASI Pada usia 6 bulan, pemberian ASI yang dilakukan sesudah MP-ASI dapat menyebabkan ASI kurang dikonsumsi. Pada periode ini zat-zat yang diperlukan bayi terutama diperoleh dari ASI. Dengan memberikan MP-ASI terlebih dahulu berarti kemampuan bayi untuk mengkonsumsi ASI berkurang, yang berakibat menurunnya produksi ASI. Hal ini dapat berakibat anak menderita kurang gizi. Seharusnya ASI diberikan dahulu baru MP-ASI.
6. Frekuensi pemberian MP-ASI kurang dalam sehari kurang akan berakibat kebutuhan gizi anak tidak terpenuhi.
7. Pemberian ASI terhenti karena ibu kembali bekerja Di daerah kota dan semi perkotaan, ada kecenderungan rendahnya frekuensi menyusui dan ASI dihentikan terlalu dini pada ibu-ibu yang bekerja karena kurangnya pemahaman tentang manajemen laktasi pada ibu bekerja. Hal ini menyebabkan konsumsi zat gizi rendah apalagi kalau pemberian MP-ASI pada anak kurang diperhatikan.
8. Kebersihan kurang Pada umumnya ibu kurang menjaga kebersihan terutama pada saat menyediakan dan memberikan makanan pada anak. MASIh banyak ibu yang menyuapi anak dengan tangan, menyimpan makanan matang tanpa tutup makanan/tudung saji dan kurang mengamati perilaku kebersihan dari pengasuh anaknya. Hal ini memungkinkan timbulnya penyakit infeksi seperti diare (mencret) dan lain-lain.
9. Prioritas gizi yang salah pada keluarga Banyak keluarga yang memprioritaskan makanan untuk anggota keluarga yang lebih besar, seperti ayah atau kakak tertua dibandingkan untuk anak baduta dan bila makan bersama-sama anak baduta selalu kalah
Air Susu Ibu (ASI) merupakan pemberian Asi sedini mungkin setelah persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan yang lain sampai bayi berusia 6 bulan, walaupun hanya air putih (WHO 2001). Makanan bayi yang utama adalah air susu ibu (ASI) karena ASI mengandung hampir semua zat gizi dengan komposisi sesuai kebutuhan bayi tetapi kecukupan komposisinya hanya sampai usia 6 bulan.

Cadangan vitamin dan mineral dalam tubuh bayi yang didapat dari ibu semasa dalam kandungan dan selama usia tiga bulan sejak lahir sudah mulai menurun, sedangkan dari ASI kandungan vitamin A dan C serta zat besi sudah tidak begitu tinggi. Karena itu sejak usia 6 bulan sudah perlu diberikan makanan tambahan yang mengandung vitamin dan mineral, selain tetap memberikan ASI. Pada usia 6 bulan pencernaan bayi mulai kuat. Pemberian makanan pendamping ASI harus setelah usia 6 bulan, karena jika diberikan terlalu dini akan menurunkan konsumsi ASI dan bayi mengalami gangguan pencernaan atau diare. Sebaliknya bila makanan pendamping diberikan terlambat akan mengakibatkan anak kurang gizi bila terjadi dalam waktu panjang.

BIDANG DAN UKURAN PANGGUL WANITA

A. Panggul terdiri atas
1. Bagian keras yang dibentuk oleh tulang
2. Bagian yang lunak dibentuk oleh otot – otot dan ligamentum

B. Bagian Keras Panggul
Tulang panggul terdiri atas empat tulang :
1. 2 tulang pangkal paha (ossa coxae)
2. 1 tulang kelangkang (os sacrum)
3. 1 tulang tungging (os coccygis)

C. Tulang pangkal paha (ossa coxae) terdiri dari
a. Tulang usus (os ilium)
1. Merupakan tulang terbesar dari panggul dan membentuk bagian atas dan belakang dari panggul.
2. Bagian atas merupakan pinggir tulang yang tebal yang disebut crista iliaca.
3. Ujung depan maupun belakang dari crista iliaca menonjol disebut spina iliaca anterior superior dan spina iliaca posterior superior.
4. Sedikit dibawah spina iliaca anterior superior terdapat tonjolan tulang lagi ialah spina iliaca anterior inferior, sedangkan sebelah bawah spina iliaca posterior superior terdapat spina iliaca posterior inferior.
5. Dibawah spina iliaca posterior inferior terdapat tekik (lekuk) yang disebut incisura ischiadica mayor.
6. Pada os ilium terdapat lajur ialah linea innominata (linea terminalis) yang menjadi batas antara panggul besar dan panggul kecil.

b. Tulang duduk (os ischium)
1. Terdapat sebelah bawah dari tulang usus
2. Pinggir belakang berduri disebut Spina Ischiadica
3. Dibawah spina ischiadica terdapat incisura ischiadica minor. Pinggir bawah tulang duduk sangat tebal, bagian inilah yang mendukung berat badan kalau kita duduk dan disebut tuber ischiadicum.

c. Tulang kemaluan (os pubis)
1. Terdapat sebelah bawah dan depan dari tulang usus. Dengan tulang duduk, tulang ini membatasi sebuah lubang dalam tulang panggul yang disebut foramen obturatorium.
2. Tangkai tulang kemaluan yang berhubungan dengan tulang usus disebut rasmus superior ossis pubis.
3. Sedangkan yang berhubungan dengan tulang duduk disebut rasmus inferior ossis pubis.
4. Rasmus inferior kiri dan kanan membentuk arcus pubis.

D. Tulang kelangkang (os sacrum)
1. Berbentuk segitiga
2. Melebar diatas dan meruncing kebawah
3. Terletak sebelah belakang antara kedua pangkal paha
4. Terdiri dari 5 ruas tulang bersenyawa
5. Permukaan depannya cekung dari atas kebawah maupun dari samping ke samping
6. Kiri dan kanan dari garis tengah nampak lima buah lobang disebut foramina sacralia anteriora.
7. Lubang ini dilalui urat –urat syaraf yang akan membentuk flexus dan pembuluh darah kecil
8. Flexus sacralis ini melayani tungkai, oleh karena itu kadang-kadang penderita merasa nyeri atau kejang di kaki, kalau flexus sacralis ini tertekan pada waktu kepala turun ke dalam rongga panggul.
9. Permukaan belakang tulang kelangkang gembung dan kasar. Di garis tengahnya terdapat deretan duri disebut crista sacralis
10. Ke atas tulang kelangkang berhubungan dengan ruas ke 5 tulang pinggang
11. Bagian atas dari sacrum yang mengadakan perhubungan ini menonjol ke depan disebut promontorium.

E. Tulang tungging (os coxigis)
1. Berbentuk segitiga dan terdiri atas 3-5 ruas bersatu
2. Pada persalinan ujung tulang tungging dapat ditolak sedikit ke belakang, hingga ukuran pintu bawah panggul bertambah besar

F. Ruang Panggul (Pelvis Cavity)
(1) Pelvis major (false pelvis)
(2) Pelvis minor (true pelvis)
Pevis major terletak di atas linea terminalis yang di bawah disebut pelvis minor.

G. Pintu Panggul
(1) Pintu atas panggul (PAP) = Disebut Inlet dibatasi oleh promontorium, linea inominata dan pinggir atas symphisis.
(2) Ruang tengah panggul (RTP) kira-kira pada spina ischiadica, disebut midlet
(3) Pintu Bawah Panggul (PBP) dibatasi simfisis dan arkus pubis, disebut outlet
(4) Ruang panggul yang sebenarnya (pelvis cavity) berada antara inlet dan outlet.

H. Inklinasi panggul / miring panggul
yaitu sudut antara pintu atas panggul dengan bidang sejajar tanah, pada wanita yang berdiri sudut ini 55 derajad.

I. Menentukan ukuran panggul
Ukuran panggul dapat ditentukan secara:
1. Klinik (pelvimetri klinik)
2. Rontgen pelvimetri

1. Pelvimetri Klinik
Pintu atas panggul
Ukuran terpenting dari pintu atas panggul adalah konjugata vera yang dapat diukur secara tidak langsung yaitu dengan mengukur konjugata diagonalis dengan pemeriksaan dalam:
1,5 – 2 cm (CV = CD – 1,5)

Pada panggul yang normal promontorium tidak dapat diraba dengan pemeriksaan dalam karena konjugata diagonalis cukup panjang. Sedangkan pada panggul yang sempit promotorium dapat diraba.

Pintu atas panggul dianggap normal bila:
a. CD > 11,5 cm
b. Multigravida dengan riwayat obstetric yang baik
c. Pada primigravida setelah kehamilan 36 minggu, kepala sudah masuk pintu atas panggul

Ukuran terbesar kepala sudah melewati pintu atas panggul
1. Pemeriksaan luar: Leopold IV divergen
2. Pemeriksaan dalam:
Jarak bidang pintu atas panggul sampai spina iskhiadika adalah 5 cm, jarak bidang biparietal adalah 3-4 cm. Maka jika bagian terendah kepala sudah mencapai spina iskhiadika atau lebih rendah, berarti ukuran terbesar kepala sudah melewati pintu atas panggul.

J. Ukuran – ukuran panggul
Ukuran-ukuran luar tak dapat dipergunakan untuk penilaian,apakah persalinan dapat berlangsung secara biasa atau tidak. Walaupun begitu ukuran-ukuran luar dapat memberikan petunjuk pada kita akan kemungkinan panggul sempit.

Ukuran luar yang terpenting ialah:
1. Distantia spinarum :
Jarak antara spina iliaca anterior superior kiri dan kanan (Ind. 23, Er. 26), kurang lebih 24 – 26 cm
2. Distantia cristarum :
Jarak yang terjauh antara crista iliaca kanan dan kira (Ind. 26, Er. 29), kurang lebih 28 – 30 cm.
3. Conjugata externa (Baudeloque) :
Jarak antara pinggir atas symphysis dan ujung prosessus spinosus ruas tulang lumbal ke-V (Ind. 18, Er. 20), 18 cm.
4. Ukuran lingkar panggul :
Dari pinggir atas symphysis ke pertengahan antara spina iliaca anterior superior dan trochanter major sepihak dan kembali melalui tempat – tempat yang sama di pihak yang lain (Ind. 80, Er. 90), kurang lebih 10,5 cm.

Ukuran dalam panggul :
Pintu atas panggul merupakan suatu bidang yang dibentuk oleh promontorium, linea inniminata, dan pinggir atas simfisis pubis
1. konjugata vera : dengan periksa dalam diperoleh konjugata diagonalis 10,5-11 cm
2. konjugata transversa 12-13 cm
3. konjugata obliqua 13 cm
4. konjugata obstetrica adalah jarak bagian tengah simfisis ke promontorium

K. Jenis Panggul
Berdasarkan pada ciri-ciri bentuk pintu atas panggul, ada 4 bentuk pokok jenis panggul :
(1) Ginekoid : paling ideal, panggul perempuan, diameter anteroposterior sama dengan diameter transversa bulat : 45%
(2) Android : panggul pria, PAP segitiga, diameter transversa dekat dengan sacrum. segitiga : 15%
(3) Antropoid : agak lonjong seperti telur, diameter anteroposterior lebih besar daripada diameter transversa.
(4) Platipeloid : picak, diameter transversa lebih besar daripada diameter anteroposterior, menyempit arah muka belakang : 5%

L. Perbedaan bentuk panggul pria dan wanita
1. Pada wanita, dinding pelvis spurium dangkal, SIAS menghadap ke ventral. Pada pria, dinding pelvis spurium tajam / curam, SIAS menghadap ke medial.
2. Pada wanita, apertura pelvis superior berbentuk oval. Pada pria, apertura pelvis superior berbentuk heart-shaped, lengkung, dengan promontorium os sacrum menonjol ke anterior.
3. Pada wanita, pelvis verum merupakan segmen pendek suatu kerucut panjang. Pada pria, pelvis verum merupakan segmen panjang suatu kerucut pendek.
4. Pada wanita, ukuran-ukuran diameter rongga panggul lebih besar (perbedaan sampai sebesar 0.5-1.5 cm) dibandingkan ukuran-ukuran diameter rongga panggul pria.
5. Pada wanita, apertura pelvis inferior berbentuk bundar, diameter lebih besar. Pada pria, apertura pelvis inferior berbentuk lonjong dan kecil.
6. Pada wanita, angulus subpubicus adalah sudut lebar / besar. Pada pria, angulus subpubicus merupakan sudut tajam / kecil.

M. Sumbu Panggul
Sumbu panggul adalah garis yang menghubungkan titik-titik tengah ruang panggul yang melengkung ke depan (sumbu Carus)

Bidang-bidang :
(1) Bidang Hodge I : dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian atas symphisis dan promontorium
(2) Bidang Hodge II : sejajar dengan Hodge I setinggi pinggir bawah symphisis.
(3) Bidang Hodge III : sejajar Hodge I dan II setinggi spina ischiadika kanan dan kiri.
(4) Bidang Hodge IV : sejajar Hodge I, II dan III setinggi os coccygis

N. Bagian Lunak Panggul
Terdiri atas otot, ligamentum dan fascia, yang meliputi dinding panggul sebelah dalam dan menutupi panggul sebelah bawah (dasar panggul)
1. Lapisan luar.
• M.sfingter ani ekternus, yang mengelilingi anus.
• M. Bulbokavernosus, yang mengelilingi vulva.
• M. Transversus parinea suferfisialis.
2. Lapisan tengah
• M. Transversus parinea profundus.
• M. Stingfer uretra.
3. Lapisan dalam (diafragma pelvis)
• M. Pubokoksigeus.
• M. Iliokoksigeus.
• M. Koksigeus.

ASKEB PERSALINAN DAN BBL

DOSEN : SITI RABIAH,SST

PERUBAHAN FISIOLOGI PADA IBU BERSALIN KALA I