Rabu, 17 Desember 2014

TT


Tetanus disebabkan oleh bakteri yang masuk melalui luka terbuka dan menghasilkan racun yang kemudian menyerang sistem saraf pusat. Penderita mengalami kejang otot serta diikuti kesulitan menelan dan bahkan bernafas.
Tetanus khususnya beresiko pada bayi-bayi yang dilahirkan dengan bantuan dukun bayi di rumah dengan peralatan yang tidak steril. Mereka juga beresiko ketika alat-alat yang tidak bersih digunakan untuk memotong tali pusar dan olesan-olesan tradisional atau abu digunakan untuk menutup luka bekas potongan.
Upaya pencegahan tetanus neonatorum dilakukan dengan memberikan imunisasi TT (Tetanus Toksoid) pada ibu hamil. Konsep imunisasi TT adalah life long imunization yaitu pemberian imunisasi imunisasi TT 1 sampai dengan TT 5. Skema life long immunization adalah sebagai berikut:
  1. TT 0, dilakukan pada saat imunisasi dasar pada bayi.
  2. TT 1, dilakukan pada saat imunisasi dasar pada bayi.
  3. TT 2, dilakukan pada saat imunisasi dasar pada bayi.
  4. TT 3, dilalukan pada saat BIAS (bulan imunisasi anak sekolah) pada kelas satu.
  5. TT 4, dilalukan pada saat BIAS (bulan imunisasi anak sekolah) pada kelas dua.
  6. TT 5, dilalukan pada saat BIAS (bulan imunisasi anak sekolah) pada kelas tiga.
Kajian status imunisasi ibu hamil meliputi:
  1. Skrining status imunisasi pada ibu hamil ketika melakukan pengkajian data ibu hamil.
  2. Melengkapi bila belum terlindungi imunisasi TT.
  3. Skrining status imunisasi TT pada calon pengantin.

Pengertian

Imunisasi Tetanus Toksoid adalah proses untuk membangun kekebalan sebagai upaya pencegahan terhadap infeksi tetanus (Idanati, 2005). Vaksin Tetanus yaitu toksin kuman tetanus yang telah dilemahkan dan kemudian dimurnikan (Setiawan, 2006).

Manfaat Imunisasi TT Ibu Hamil

  1. Melindungi bayi baru lahir dari tetanus neonatorum (BKKBN, 2005; Chin, 2000). Tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada neonatus (bayi berusia kurang 1 bulan) yang disebabkan oleh clostridium tetani, yaitu kuman yang mengeluarkan toksin (racun) dan menyerang sistem saraf pusat (Saifuddin dkk, 2001).
  2. Melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila terluka (Depkes RI, 2000).

Jumlah dan Dosis Pemberian Imunisasi TT untuk Ibu Hamil

Imunisasi TT untuk ibu hamil diberikan 2 kali (BKKBN, 2005; Saifuddin dkk, 2001), dengan dosis 0,5 cc diinjeksikan intramuskuler/subkutan dalam (Depkes RI, 2000).

Waktu Pemberian Imunisasi TT

Imunisasi TT sebaiknya diberikan sebelum KEHAMILAN 8 bulan untuk mendapatkanimunisasi TT lengkap (BKKBN, 2005). TT 1 dapat diberikan sejak diketahui positif hamil dimana biasanya diberikan pada kunjungan pertama ibu hamil ke sarana kesehatan (Depkes RI, 2000).

Jarak Pemberian Imunisasi TT

Jarak pemberian (interval) imunisasi TT 1 dengan TT 2 minimal 4 minggu (Saifuddin dkk, 2001; Depkes RI, 2000).

Efek Samping Imunisasi TT

Biasanya hanya gejala-gejala ringan saja seperti nyeri, kemerahan dan pembengkakan pada tempat suntikan (Depkes RI, 2000). TT adalah antigen yang sangat aman dan juga aman untuk wanita hamil. Tidak ada bahaya bagi janin apabila ibu hamil mendapatkan imunisasi TT (Saifuddin dkk, 2001). Efek samping tersebut berlangsung 1-2 hari, ini akan sembuh sendiri dan tidak diperlukan tindakan/pengobatan (Depkes RI, 2000).
Tempat Pelayanan untuk Mendapatkan Imunisasi TT
  1. Puskesmas/ puskesmas pembantu
  2. Rumah sakit pemerintah/ swasta
  3. Rumah bersalin
  4. Polindes
  5. Posyandu
  6. Dokter/ bidan praktik (Depkes RI, 2004)

ANATOMI PERNAFASAN

Sistem pernafasan terdiri dari komponen berupa saluran pernafasan yang dimulai dari hidung, pharing, laring, trachea, bronchus, broncheolus dan alveolus. Saluran pernafasan bagian atas dimulai dari hidung sampai trachea dan bagian bawah dari bronchus sampai alveolus.
Fungsi utama sistem pernafasan adalah :
- Menyediakan oksigen untuk metabolisme jaringan tubuh
- Mengeluarkan karbondioksida sebagai sisa metabolisme jaringan
Fungsi tambahan sistem pernafasan adalah :
- Mempertahankan keseimbangan asam basa dalam tubuh
- Menghasilkan suara
- Memfasilitasi rasa kecap
- Mempertahankan kadar cairan tubuh
- Mempertahankan keseimbangan panas tubuh
Tercapainya fungsi utama sistem pernafasan didasarkan pada keempat proses berikut
- Ventilasi : keluar masuknya udara pernafasan
- Difusi : pertukaran gas di paru-paru
- Transportasi : pengangkutan gas melalui sirkulasi
- Perfusi : pertukaran gas di jaringan
Kondisi yang mendukung keempat proses diatas adalah :
- Tekanan oksigen/udara atmosfir harus cukup
- Kondisi jalan nafas dalam keadaan normal
- Kondisi otot pernafasan dan tulang iga harus baik
- Ekspansi dan recoil paru
- Fungsi sirkulasi ( jantung )
- Kondisi pusat pernafasan
- Hemoglobin sebagai pengikat O2
Berikut ini dijelaskan lebih rinci mengenai bagian bagian tersebut diatas :

HIDUNG
Merupakan saluran pernafasan teratas. Ditempat ini udara pernafasan mengalami proses yaitu :
1. Penyaringan ( filtrasi )
Partikel-partikel yang ada dalam udara pernafasan akan disaring khususnya partikel-partikel yang berdiameter > 2 mm. Cilia berperan sebagai filter.
2. Penghangatan
Kapiler pembuluh darah yang ada di lapisan mukosa hidung berperan sebagai penghangat. Udara pernafasan yang dingin akan dihangatkan.
3. Pelembaban ( humidifikasi )
Udara pernafasan yang kering akan dilembabkan oleh lapisan mukosa hidung sehingga tidak mengiritasi saluran pernafasan.
Sepertiga bagian atas hidung terdiri dari tulang dan dua pertiga bagian bawahnya adalah kartilago yang terdiri dari dua bagian. Bagian tengah dipisahkan oleh septum. Septum dan dinding dalam rongga hidung dilapisi oleh membran mukosa. Bagian depan hidung yang terbuka keluar dilapisi oleh kulit dan folikel rambut. Bagian belakang hidung berhubungan dengan pharing disebut nasopharing.

PHARING
Pharing atau tenggorokan berada dibelakang mulut dan rongga nasal dibagi dalam tiga bagian yaitu nasofaring, oropharing dan laringopharing. Pharing merupakan saluran penghubung ke saluran pernafasan dan saluran pencernaan. Normalnya bila makanan masuk melalui oropharing, epiglotis akan menutup secara otomatis sehingga aspirasi tidak terjadi. Tonsil merupakan pertahanan tubuh terhadap benda-benda asing ( organisme ) yang masuk ke hidung dan pharing.

LARING
Laring berada diatas trachea, dibawah pharing. Sering kali orang menyebut laring sebagai kotak suara karena udara yang melewati daerah ini akan membentuk bunyi ( suara ).

TRACHEA
Terletak di bagian depan esophagus, dari mulai bagian bawah cricoid kartilago laring dan berakhir setinggi vertebra thorakal 4 atau 5. Trachea bercabang menjadi bronchus kanan dan kiri. Tempat percabangannya disebut karina yang terdiri dari 6 – 10 cincin kartilago.

BRONCHUS
Bronchus primer dimulai dari karina. Bronchus kanan lebih gemuk dan pendek serta lebih vertikal dibandingkan dengan bronchus kiri. Bronchus primer dibagi kedalam lima bronchus sekunder ( lobus ) masing-masing lobus dikelilingi oleh jaringan penyambung, pembuluh darah saraf, pembuluh limfatik. Bronchus dilapisi oleh cilia yang berfungsi menangkap partikel-partikel dan mendorong sekret ke atas untuk selanjutnya dikeluarkan melalui batuk atau ditelan.

BRONCHIOLUS
Merupakan cabang dari bronchus sekunder yang dibagi kedalam saluran-saluran kecil yaitu bronchiolus terminal dan bronchiolus respirasi. Kedua bronchiolus ini mempunyai diameter < 1 mm. Bronchiolus terminalis dilapisi cilia, tidak terjadi difusi di tempat ini. Sebagian kecil difusi terjadi pada bronchiolus respirasi.

ALVEOLUS
Duktus alveolus menyerupai buah anggur dan merupakan cabang dari bronchiolus respiratori. Sakus alveolus mengandung alveolus yang merupakan unit fungsional paru sebagai tempat pertukaran gas. Diperkirakan paru-paru mengandung + 300 juta alveolus ( luas permukaan + 100 m2 ) yang dikelilingi oleh kapiler darah.
Dinding alveolus menghasilkan surfaktan ( terbuat dari lesitin ) sejenis fosfolipid yang sangat penting dalam mempertahankan ekspansi dan recoil paru. Surfaktan ini berfungsi menurunkan tegangan permukaan dinding alveoli. Tanpa surfaktan yang adekuat maka alveolus akan mengalami kolaps.

PARU-PARU
Paru merupakan jaringan elastis yang dibungkus ( dilapisi ) oleh pleura. Pleura terdiri dari pleura viseral yang langsung membungkus / melapisi paru dan pleura parietal pada bagian luarnya. Pleura menghasilkan cairan jernih ( serosa ) yang berfungsi sebagai lubrikasi. Banyaknya cairan ini lebih kurang 10 – 15 cc. Lubrikasi dimaksudkan untuk mencegah iritasi selama respirasi.
Peredaran darah ke paru-paru melalui dua pembuluh darah yaitu :
1. Arteri pulmonaris yang bercabang-cabang menjadi arteriol venula yang akan membentuk jalinan kapiler.
2. Arteri bronchialis yang merupakan percabangan dari aorta torakal. Arteri ini akan mensuplai darah untuk kebutuhan metabolisme paru.