NAMA :
SUCI LESTARI
KELAS :
1-B
NIM : 2013102
Pemenuhan Kebutuhan Fisik
· OKSIGEN
Kebutuhan oksigenasi merupakan salah satu
kebutuhan dasar pada manusia yaitu kebutuhan fisiologis. Pemenuhan kebutuhan.
Oksigenasi ditunjukan untuk menjaga kelangsungan metabolisme sel tubuh,
mempertahankan hidupnya, dan melakukan aktivitas bagi berbagai organ atau sel.
Sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan oksigenasi.
v Saluran
pernapasan bagian atas
- Hidung
Proses organisasi di awali dengan masuknya udara
melalui hidung.
- Faring
Merupakan pipa berotot yang terletak dari dasar
tengkorak sampai dengan esophagus.
- Laring
Merupakan saluran pernafasan setelah faring
- Epiglotis
Merupakan katup tulang rawan yang bertugas menutup
laring saat proses menutup.
v Saluran
pernapasan bagian bawah
- Trakhea
Merupakan
kelanjutan dari laring sampai kira-kira ketinggian vertebrae torakalis kelima.
- Bronkhus
Merupakan
kelanjutan dari trakhea yang bercabang menjadi bronkus kanan dan kiri.
- Bronkolious
Merupakan
saluran percabangan setelah bronkus.
- Paru-paru
Merupakan organ
utama dalam sistem pernapasan.
Proses oksigenasi
Proses pemenuhan
kebutuhan oksigenisasi didalam tubuh terdiri atas tiga tahapan,
- Ventilasi
Proses
ini merupakan proses keluar dan masuknya oksigen dari atmosfer ke dalam alveoli
atau dari alveoli ke dalam atmosfer.
Proses
ventilasi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor :
a.
Adanya konsentrasi oksigen di atmosfer
b.
Adanya kondisi jalan napas yang
baiAdanya kemampuan toraks dan alveoli pada paru-paru dalam melaksanakan
ekspansi atau kembang kempis
Pusat pernapasan, yaitu medulla oblongata dan
pons, dapat dipengaruhi oleh ventilasi.
-
Difusi
Merupakan pertukaran antara O2 dari alveoli ke
kapiler paru-paru dan Co2 dari kapiler ke alveoli. Proses pertukaran
inidipengaruhi oleh beberapa beberapa faktor yaitu :
a.
Luas permukaan paru-paru
b.
Tebal membran respirasi/ permeabilitas
yang terdiri atas epitel alveoli dan interstisial.
c.
Perbedaan tekanan dan konsentrasi O2.
d.
Afinitas gas yaitu kemapuan untuk
menembus dan saling mengikat Hb.
-
Transportasi
Transportasi gas merupakan proses pndistribusian
antara 02 kapiler ke jaringan tubuhg dan co2 jaringan tubuh ke kapiler. Pada
proses transportasi, o2 akan berikatan dengan hb membentuk oksihemoglobin (97%)
dan larutan dalam plasma (3%). Sedangakan co2 akan berikatan dengan hb
membentuk karbominohemoglobin (30%), larutan dalam plasma (5%), dan sebagian
menjadi HCO3 berada dalam darah (65%).
Transportasi gas dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor diantaranya :
a.
Kardiak output, dapat dinilai melalui
isi sekucup dan frekuensi denyut jantung.
b.
Kondisi pembuluh darah, latihan dan
aktivitas seperti olahraga dan lain-lain.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi
1.
Saraf
otonom
Rangsangan simpatis dan parasimpatis dari saraf
otom dapat mempengaruhi kemampuan untuk dilatasi dan konstriksi. Hal ini dapat
terlihat ketika terjadi rangsangan baik oleh simpatis maupun parasimpatis.
2.
Hormonal
dan obat
Semua hormon termasuk devirat katekolamin yang
dapat melebarkan saluran pernapasan.
3.
Alergi
pada saluran napas
Banyak faktor yang menimbulkan keadaan elergi
antara lain debu, bulu binatang, serbuk
benang sari bunga, kapuk, makanan dan lain-lain.
4.
Faktor
perkembangan
Tahap perkembangan anak dapat mempengaruhi jumlah
kebutuhan oksigenasi karena usia organ di dalam tubuh seiring dengan usia
perkembangan anak.
5.
Faktor
lingkungan
Kondisi lingkungan yang dapat mempengaruhi
kebutuhan oksigenasi, seperti faktor elergi, ketinggian dan suhu.
kondisi-kondisi tersebut dapat mempengaruhi kemapuan adaptasi.
6.
Faktor
perilaku
Perilaku yang dimaksud diantaranya adalah perilaku
dalam mengkonsumsi makanan (status nutrisi), aktivitas yang dapat meningkatkan
kebutuhan oksigenasi, merokok dan lain-lain.
Gangguan/
masalah kebutuhan oksigenasi
1.
Hipoksia
Hipoksia merupakan kondisi tidak tercukupinya
pemenuhan kebutuhan oksigen dalam tubuh akibat defisiensi oksigen atau
peningkatan penggunaan oksigen di sel, sehingga dapat memunculkan tanda seperti
kulit kebiruan (sianosis).
2.
Perubahan pola pernapasan
Takipnea, merupakan pernapasan dengan frekuensi
lebih dari 24 kali per menit. Proses ini terjadi karena paru-paru dalam keadaan
atelektasis atau terjadi emboli.
a.
Bradipnea,Bradipnea
merupakan pola pernapasan yang lambat abnormal, 10 kali per menit. Pola ini
dapat ditemukan dalam keadaan peningkatan tekanan intracranial yang disertai
narkotik atau sedatif.
b.
Hiperventilasi,
Merupakan
cara tubuh mengompensasi metabolisme tubuh yang melampau tinggi dengan
pernapasan lebih cepat dan dalam, sehingga terjadi peningkatan jumlah oksigen
dalam paru-paru. Proses ini ditandai adanya peningkatan denyut nadi, napas
pendek, adanya nyeri dada, menurunya konsentrasi co2 dan lain-lain.
c.
Kussmaul,Merupakan
pola pernapasan cepat dan dangkal yang dapat ditemukan pada orang dalam keadaan
asidosis metabolic.
d. Hipoventilasi,Merupakan
upaya tubuh untuk mengeluarkan karbondioksida dengan cukup pada ventilasi
alveolar, serta tidak cukupnya jumlah udara yang memasuki alveoli dalam
penggunaan oksigen.
e. Dispnea,Merupakan
sesak dan berat saat pernapasan. Hal ini dapat disebabkan oleh perubahan kadar
gas dalam darah/jaringan, kerja berat/berlebihan, dan pengaruh psikis.
f. Ortopnea,Merupakan
kesulitan bernapas kecuali pada posisi duduk atau berdiri dan pola ini sering
ditemukan pada seseorang yang mengalami kongensif paru-paru.
g. Cheyne stokes,Merupakan
siklus pernapasan yang amplitudonya mula-mula naik kemudian menurun dan
berhenti, lalu pernapasan dimulai lagi dari siklus baru. Periode apnea berulang
secara teratur.
h. Pernapasan paradoksial,Merupakan
pernapasan dimana dinding paru-paru bergerak berlawanan arah dari keadaan
normal. Sering ditemukan pada keadaan atelektasis.
i.
Biot,Merupakan
pernapasan dengan irama yang mirip dengan cheyne stokes, akan tetapi
amplitudonya tidak teratur.
j.
Stridor,Merupakan
pernapasan bising yang terjadi karena penyempiatan pada saluran pernapasan.
Pada umumnya ditemukan padakasus spasmetrachea atau obstruksi laring.
3.Obstruksi
jalan napas
Merupakan suatu kondisi pada
individu dengan pernapasan yang mengalami ancaman, terkait dengan
ketidakmampuan batuk secara efektif. Hal ini dapat disebabkan oleh secret yang
kental atau berlebihan akibat penyakit infeksi ; immobilisasi; statis sekreasi;
serta batuk tidak efektif karena penyakit persarafan seperti cerebro vascular
accident (CVA), akibat efek pengobatan sedative, dan lain-lain.
Tanda klinis :
a.
Batuk tidak efektif atau todak ada
b.
Tidak mengeluarkan secret di jalan
napas
c.
Suara napas menunjukkan adanya
sumbatan
d.
Jumlah, irama, dan kedalaman
pernapasan tidak normal.
4.Pertukaran
gas
Merupakan suatu kondisi pada
individu yang mengalami penurunan gas,baik oksigen maupun karbondioksida, antar
alveoli paru-paru dan sistem vascular. Hal ini dapat disebabkan oleh secret
yang kental atau immobilisasi akibat sistem saraf; depresi susunan saraf pusat;
atau penyakit radang pada paru-paru. Terjadinya gangguan pada pertukaran gas
ini menunjukkan bahwa penurunan kapasitas difusi dapatmenyebabkan pengangkutan
o2 dari paru-paru kejaringan terganggu, anemia dengan segala macam bentuknya,
keracunan co2, dan terganggunya aliran darah. penurunan kapasitas difusi
tersebut antara lain disebabkan oleh menurunya luas permukaan difusi,
menebalnya membrane alveolar kapiler dan rasio ventilasi perfusi yang tidak
baik.
Tanda klinis :
a.
Dispea pada usaha napas
b.
Napas dengan bibir fase ekspirasiyang
panjang
c.
Agistasi
d.
Lelah, alergi
e.
Meningkatnya tahanan vascular
paru-paru
f.
Menurunya saturasi oksigen dan
meningkatnya paco2
Sianosis
Tindakan
untuk mengatasi masalah kebutuhan oksigenasi
1.
Latihan
napas
Merupakan cara bernapas untuk memperbaiki
ventilasi alveoli atau memelihara pertukaran gas, mencegah atelektasis,
meningkatkan efesiensi batuk, dan dapat menguranai stress.
Prosedur kerja :
1.
Cuci tangan
2.
Jelaskan pada pasien mengenai prosedur
yang dilakukan
3.
Atur posisi (duduk atau telentang)
4.
Anjurkan untuk mulai latihan dengan
cara menarik napas terlebih dahulu melalui hidung dengan mulut tertutup.
5.
Kemudian anjurkan pasien untuk menahan
napas sekitar 1-1,5 detik dan disusul dengan mengembuskan napas melalui bibir
dengan bentuk mulut seperti orang meniup.
6.
Catat respon yang terjadi
7.
Cuci tangan
2.Latihan batuk efektif
Merupakan
cara melatih pasien yang tidak memiliki kemampuan batuk secara efektif untuk
membersihkan jalan napas (laring, trachea, dan bronkhiolus ) dari sekret atau
benda asing.
Prosedur kerja :
1.
Cuci tangan
2.
Jelaskan pada pasien mengenai prosedur
yang akan dilakukan.
3.
Atur posisi dengan duduk ditepi tempat
tidur dan membungkuk kedepan.
4.
Anjurkan untuk menarik napas, secara
pelan dan dalam, dengan menggunakan pernapasan diafragma.
5.
Setelah itu tahan napas selama 2 detik
6.
Batukkan 2 kali dengan mulut terbuka
7.
Tarik napas dengan ringan.
8.
Istirahat
9.
Catat respon yang terjadi.
10.
Cuci tangan
3.Pemberian oksigen
Merupakan tindakan memberikan oksigen ke dalam
paru-paru melalui saluran pernapasan dengan alat bantu oksigen. Pemberian
oksigen pada pasien melalui tiga cara yaitu kanula,nasal dan masker.
Pemberian oksigen tersebut bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan oksigen dan mencegah terjadinya hipoksia.
Persiapan alat dan bahan :
1.
Tabung oksigen lengkap dengan
flowmeter dan humidifier.
2.
Nasal kateter kanula, atau masker
3.
Vaselin/lubrikanataupelumas (jelly)
Prosedur kerja :
1.
Cuci tangan
2.
Jelaskan pada pasien menmgenai
prosedur yang akan dilakukan.
3.
Cek flowmeter dan humidifier
4.
Hidupkan tabung oksigen
5.
Atur posisi semifowler atau posisi
yang telah disesuaikan dengan kondisi pasien
6.
Berikan oksigen melalui kanula atau
masker.
7.
Apabila menggunakan kateter, ukur dulu
jarak hidung dengan telinga, setelah itu berikan lubrikan dan masukan.
8.
Catat pemberian dan lakukan observasi.
9.
Cuci tangan
4.Fisioterapi dada
Merupakan tindakan melakukan postural drainage,
clapping, dan vibrating pada pasien dengan gangguan sistem pernapasan untuk
meningkatkan efesiensi pola pernapasan dan membersikan jalan napas.
Persiapan alat dan bahan :
1.
Potsputum berisi desinfektan
2.
Kertas tisu
3.
Dua balok tempat tidur (untuk postural
drainage )
4.
Satu bantal (untuk postural drainage)
Prosedur kerja :
Postural
drainage
1.
Cuci tangan
2.
Jelaskan pada pasien mengenai prosedur
yang akan dilaksanakan
3.
Miringkan pasien ke kiri (untuk
membersikan paru-paru kanan)
4.
Miringkan pasien ke kanan (untuk
membersikan paru-paru kiri)
5.
Miringkan pasien ke kiri dengan tubuh
bagian belakang kanan disorong satu bantal (untuk membersikan bagian lobus
tengah)
6.
Lakukan postural drainage 10-15 menit
7.
Observasi tanda vital selama prosedur
8.
Setelah pelaksnaan postural drainage,
dilakukan clapping, vibrating dansuction
9.
Lakukan hingga lendir bersih
10.
Catat respon yang terjadi
11.
Cuci tangan
Clapping
1.
Cuci tangan
2.
Jelaskan pada pasien prosedur yang
akan dilaksanakan
3.
Atur posisi pasien sesuai dengan
kondisinya
4.
Lakukan clapping dengan cara kedua
tangan perawat menepuk punggung pasien secara bergantian hingga ada rangsangan
batuk.
5.
Bila pasien sudah batuk, brhenti
sebentar dan anjurkan untuk menampung sputum padapot sputum.
6.
Lakukan hingga lendir bersih
7.
Catat respon yang terrjadi
8.
Cuci tangan
Vibrating
1.
Cuci tangan
2.
Jelaskan pada pasien prosedur yang
akan dilaksanakan
3.
Atur posisi pasien sesuai dengan
kondisinya
4.
Lakukan vibrating dengan menganjurkan
pasien untuk menarik napas dalam dan meminta pasien untuk mengeluarkan napas
perlahan-lahan. Untuk itu, letakkan keduatangan di atas bagian samping depan
dari cekungan iga dan getarkan secara perlahan-lahan hal tersebut dilakukan cara berkali-kali hingga pasien
ingin batuk dan mengeluarkan sputum.
5.
Bila pasien sudah batuk, berhenti
sebentar dan anjurkan untuk menampung sputum di pot sputum.
6.
Lakukan hingga lendir bersih
7.
Catat respon yang terjadi
8.
Cuci tangan
5.Pengisapan
lendir
Merupakan tindakan pada pasien yang mampu
mengeluarkan sekret atau lendir secara sendiri. Tindakan tersebut dilakukan
untuk melakukan jalan napas dan memenuhi kebutuhan oksigenasi.
Persiapan alat dan bahan :
1.
Alat pengisap lendir dengan botol yang
berisi larutan desifektan.
2.
Kateter pengisap lendir
3.
Pinset steril
4.
Dua kom berisi larutan aquades/ NaCl
0,9% dan larutan desifekan
5.
Kasa steril
6.
Kertas tisu
Prosedur kerja :
1.
Cuci tangan
2.
Jelaskan pada pasien prosedur yang
akan dilaksanakan
3.
Atur pasien dalam posisi terlentang
dan kepala miring kearah perawat
4.
Gunakan sarung tangan
5.
Hubungkan kateter pengisap dengan
selang pengisap
6.
Hidupkan mesin pengisap
7.
Lakukan pengisapan lendir dengan memasukan
kateter pengisap ke dalam kom yang berisi aquades atau NaCl 0,9% untuk mencegah
trauma mukosa.
8.
Masukan kateter pengisap dalam keadaan
tidak mengisap.
9.
Tarik lendir dengan memutar kateter
pengisap sekitar 3-5 detik
10.
Bilas kateter dengan aquades atau NaCl
0,9%
11.
Lakukan hingga lendir bersih
12.
Catat respon yang terjadi
13.
Cuci tangan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar