Jumat, 18 Juli 2014

pemenuhan kebutuhan fisik (oksigenasi)




NAMA            : SUCI LESTARI
KELAS             : 1-B
NIM                        : 2013102

Pemenuhan Kebutuhan Fisik

·       OKSIGEN
Kebutuhan oksigenasi merupakan salah satu kebutuhan dasar pada manusia yaitu kebutuhan fisiologis. Pemenuhan kebutuhan. Oksigenasi ditunjukan untuk menjaga kelangsungan metabolisme sel tubuh, mempertahankan hidupnya, dan melakukan aktivitas bagi berbagai organ atau sel.

Sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan oksigenasi.

v   Saluran pernapasan bagian  atas
-    Hidung
Proses organisasi di awali dengan masuknya udara melalui hidung.
-    Faring
Merupakan pipa berotot yang terletak dari dasar tengkorak sampai dengan esophagus.
-    Laring
Merupakan saluran pernafasan setelah faring
-    Epiglotis
Merupakan katup tulang rawan yang bertugas menutup laring saat proses menutup.

v  Saluran pernapasan bagian  bawah
-    Trakhea
Merupakan kelanjutan dari laring sampai kira-kira ketinggian vertebrae torakalis kelima.
-    Bronkhus
Merupakan kelanjutan dari trakhea yang bercabang menjadi bronkus kanan dan kiri.
-    Bronkolious
Merupakan saluran percabangan setelah bronkus.
-    Paru-paru
Merupakan organ utama dalam sistem pernapasan.

Proses oksigenasi
Proses pemenuhan kebutuhan oksigenisasi didalam tubuh terdiri atas tiga tahapan,
-    Ventilasi
Proses ini merupakan proses keluar dan masuknya oksigen dari atmosfer ke dalam alveoli atau dari alveoli ke dalam atmosfer. 
Proses ventilasi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor :
a.     Adanya konsentrasi oksigen di atmosfer
b.     Adanya kondisi jalan napas yang baiAdanya kemampuan toraks dan alveoli pada paru-paru dalam melaksanakan ekspansi atau kembang kempis
Pusat pernapasan, yaitu medulla oblongata dan pons, dapat dipengaruhi oleh ventilasi.
-          Difusi
Merupakan pertukaran antara O2 dari alveoli ke kapiler paru-paru dan Co2 dari kapiler ke alveoli. Proses pertukaran inidipengaruhi oleh beberapa beberapa faktor yaitu :
a.     Luas permukaan paru-paru
b.     Tebal membran respirasi/ permeabilitas yang terdiri atas epitel alveoli dan interstisial.
c.      Perbedaan tekanan dan konsentrasi O2.
d.     Afinitas gas yaitu kemapuan untuk menembus dan saling mengikat Hb.
-          Transportasi
Transportasi gas merupakan proses pndistribusian antara 02 kapiler ke jaringan tubuhg dan co2 jaringan tubuh ke kapiler. Pada proses transportasi, o2 akan berikatan dengan hb membentuk oksihemoglobin (97%) dan larutan dalam plasma (3%). Sedangakan co2 akan berikatan dengan hb membentuk karbominohemoglobin (30%), larutan dalam plasma (5%), dan sebagian menjadi HCO3 berada dalam darah (65%).
Transportasi gas dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya :
a.     Kardiak output, dapat dinilai melalui isi sekucup dan frekuensi denyut jantung.
b.     Kondisi pembuluh darah, latihan dan aktivitas seperti olahraga dan lain-lain.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi

1.        Saraf otonom
Rangsangan simpatis dan parasimpatis dari saraf otom dapat mempengaruhi kemampuan untuk dilatasi dan konstriksi. Hal ini dapat terlihat ketika terjadi rangsangan baik oleh simpatis maupun parasimpatis.
2.        Hormonal dan obat
Semua hormon termasuk devirat katekolamin yang dapat melebarkan saluran pernapasan.
3.        Alergi pada saluran napas
Banyak faktor yang menimbulkan keadaan elergi antara lain  debu, bulu binatang, serbuk benang sari bunga, kapuk, makanan dan lain-lain.
4.        Faktor perkembangan
Tahap perkembangan anak dapat mempengaruhi jumlah kebutuhan oksigenasi karena usia organ di dalam tubuh seiring dengan usia perkembangan anak.
5.        Faktor lingkungan
Kondisi lingkungan yang dapat mempengaruhi kebutuhan oksigenasi, seperti faktor elergi, ketinggian dan suhu. kondisi-kondisi tersebut dapat mempengaruhi kemapuan adaptasi.
6.        Faktor perilaku
Perilaku yang dimaksud diantaranya adalah perilaku dalam mengkonsumsi makanan (status nutrisi), aktivitas yang dapat meningkatkan kebutuhan oksigenasi, merokok dan lain-lain.




Gangguan/ masalah kebutuhan oksigenasi

1.        Hipoksia
Hipoksia merupakan kondisi tidak tercukupinya pemenuhan kebutuhan oksigen dalam tubuh akibat defisiensi oksigen atau peningkatan penggunaan oksigen di sel, sehingga dapat memunculkan tanda seperti kulit kebiruan (sianosis).
2.         Perubahan pola pernapasan
Takipnea, merupakan pernapasan dengan frekuensi lebih dari 24 kali per menit. Proses ini terjadi karena paru-paru dalam keadaan atelektasis atau terjadi emboli.
a.     Bradipnea,Bradipnea merupakan pola pernapasan yang lambat abnormal, 10 kali per menit. Pola ini dapat ditemukan dalam keadaan peningkatan tekanan intracranial yang disertai narkotik atau sedatif.
b.     Hiperventilasi, Merupakan cara tubuh mengompensasi metabolisme tubuh yang melampau tinggi dengan pernapasan lebih cepat dan dalam, sehingga terjadi peningkatan jumlah oksigen dalam paru-paru. Proses ini ditandai adanya peningkatan denyut nadi, napas pendek, adanya nyeri dada, menurunya konsentrasi co2 dan lain-lain.
c.      Kussmaul,Merupakan pola pernapasan cepat dan dangkal yang dapat ditemukan pada orang dalam keadaan asidosis metabolic.
d.     Hipoventilasi,Merupakan upaya tubuh untuk mengeluarkan karbondioksida dengan cukup pada ventilasi alveolar, serta tidak cukupnya jumlah udara yang memasuki alveoli dalam penggunaan oksigen.
e.     Dispnea,Merupakan sesak dan berat saat pernapasan. Hal ini dapat disebabkan oleh perubahan kadar gas dalam darah/jaringan, kerja berat/berlebihan, dan pengaruh psikis.
f.       Ortopnea,Merupakan kesulitan bernapas kecuali pada posisi duduk atau berdiri dan pola ini sering ditemukan pada seseorang yang mengalami kongensif paru-paru.
g.     Cheyne stokes,Merupakan siklus pernapasan yang amplitudonya mula-mula naik kemudian menurun dan berhenti, lalu pernapasan dimulai lagi dari siklus baru. Periode apnea berulang secara teratur.
h.     Pernapasan paradoksial,Merupakan pernapasan dimana dinding paru-paru bergerak berlawanan arah dari keadaan normal. Sering ditemukan pada keadaan atelektasis.
i.        Biot,Merupakan pernapasan dengan irama yang mirip dengan cheyne stokes, akan tetapi amplitudonya tidak teratur.
j.        Stridor,Merupakan pernapasan bising yang terjadi karena penyempiatan pada saluran pernapasan. Pada umumnya ditemukan padakasus spasmetrachea atau obstruksi laring.
3.Obstruksi jalan napas
Merupakan suatu kondisi pada individu dengan pernapasan yang mengalami ancaman, terkait dengan ketidakmampuan batuk secara efektif. Hal ini dapat disebabkan oleh secret yang kental atau berlebihan akibat penyakit infeksi ; immobilisasi; statis sekreasi; serta batuk tidak efektif karena penyakit persarafan seperti cerebro vascular accident (CVA), akibat efek pengobatan sedative, dan lain-lain.

Tanda klinis :
a.     Batuk tidak efektif atau todak ada
b.     Tidak mengeluarkan secret di jalan napas
c.      Suara napas menunjukkan adanya sumbatan
d.     Jumlah, irama, dan kedalaman pernapasan tidak normal.
4.Pertukaran gas
Merupakan suatu kondisi pada individu yang mengalami penurunan gas,baik oksigen maupun karbondioksida, antar alveoli paru-paru dan sistem vascular. Hal ini dapat disebabkan oleh secret yang kental atau immobilisasi akibat sistem saraf; depresi susunan saraf pusat; atau penyakit radang pada paru-paru. Terjadinya gangguan pada pertukaran gas ini menunjukkan bahwa penurunan kapasitas difusi dapatmenyebabkan pengangkutan o2 dari paru-paru kejaringan terganggu, anemia dengan segala macam bentuknya, keracunan co2, dan terganggunya aliran darah. penurunan kapasitas difusi tersebut antara lain disebabkan oleh menurunya luas permukaan difusi, menebalnya membrane alveolar kapiler dan rasio ventilasi perfusi yang tidak baik.

Tanda klinis :
a.     Dispea pada usaha napas
b.     Napas dengan bibir fase ekspirasiyang panjang
c.      Agistasi
d.     Lelah, alergi
e.     Meningkatnya tahanan vascular paru-paru
f.       Menurunya saturasi oksigen dan meningkatnya paco2
Sianosis

Tindakan untuk mengatasi masalah kebutuhan oksigenasi
1.        Latihan napas
Merupakan cara bernapas untuk memperbaiki ventilasi alveoli atau memelihara pertukaran gas, mencegah atelektasis, meningkatkan efesiensi batuk, dan dapat menguranai stress.

Prosedur kerja :
1.        Cuci tangan
2.        Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang dilakukan
3.        Atur posisi (duduk atau telentang)
4.        Anjurkan untuk mulai latihan dengan cara menarik napas terlebih dahulu melalui hidung dengan mulut tertutup.
5.        Kemudian anjurkan pasien untuk menahan napas sekitar 1-1,5 detik dan disusul dengan mengembuskan napas melalui bibir dengan bentuk mulut seperti orang meniup.
6.        Catat respon yang terjadi
7.        Cuci tangan

2.Latihan batuk efektif
Merupakan cara melatih pasien yang tidak memiliki kemampuan batuk secara efektif untuk membersihkan jalan napas (laring, trachea, dan bronkhiolus ) dari sekret atau benda asing.
Prosedur kerja :
1.        Cuci tangan
2.        Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
3.        Atur posisi dengan duduk ditepi tempat tidur dan membungkuk kedepan.
4.        Anjurkan untuk menarik napas, secara pelan dan dalam, dengan menggunakan pernapasan diafragma.
5.        Setelah itu tahan napas selama 2 detik
6.        Batukkan 2 kali dengan mulut terbuka
7.        Tarik napas dengan ringan.
8.        Istirahat
9.        Catat respon yang terjadi.
10.   Cuci tangan

3.Pemberian oksigen
Merupakan tindakan memberikan oksigen ke dalam paru-paru melalui saluran pernapasan dengan alat bantu oksigen. Pemberian oksigen pada pasien melalui tiga cara yaitu kanula,nasal dan masker.
Pemberian oksigen tersebut bertujuan untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan mencegah terjadinya hipoksia.

Persiapan alat dan bahan :
1.        Tabung oksigen lengkap dengan flowmeter dan humidifier.
2.        Nasal kateter kanula, atau masker
3.        Vaselin/lubrikanataupelumas (jelly)

Prosedur kerja :
1.        Cuci tangan
2.        Jelaskan pada pasien menmgenai prosedur yang akan dilakukan.
3.        Cek flowmeter dan humidifier
4.        Hidupkan tabung oksigen
5.        Atur posisi semifowler atau posisi yang telah disesuaikan dengan kondisi pasien
6.        Berikan oksigen melalui kanula atau masker.
7.        Apabila menggunakan kateter, ukur dulu jarak hidung dengan telinga, setelah itu berikan lubrikan dan masukan.
8.        Catat pemberian dan lakukan observasi.
9.        Cuci tangan

4.Fisioterapi dada
Merupakan tindakan melakukan postural drainage, clapping, dan vibrating pada pasien dengan gangguan sistem pernapasan untuk meningkatkan efesiensi pola pernapasan dan membersikan jalan napas.

Persiapan alat dan bahan :
1.        Potsputum berisi desinfektan
2.        Kertas tisu
3.        Dua balok tempat tidur (untuk postural drainage )
4.        Satu bantal (untuk postural drainage)

Prosedur kerja :
Postural drainage
1.        Cuci tangan
2.        Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilaksanakan
3.        Miringkan pasien ke kiri (untuk membersikan paru-paru kanan)
4.        Miringkan pasien ke kanan (untuk membersikan paru-paru kiri)
5.        Miringkan pasien ke kiri dengan tubuh bagian belakang kanan disorong satu bantal (untuk membersikan bagian lobus tengah)
6.        Lakukan postural drainage 10-15 menit
7.        Observasi tanda vital selama prosedur
8.        Setelah pelaksnaan postural drainage, dilakukan clapping, vibrating dansuction
9.        Lakukan hingga lendir bersih
10.   Catat respon yang terjadi
11.   Cuci tangan

Clapping
1.        Cuci tangan
2.        Jelaskan pada pasien prosedur yang akan dilaksanakan
3.        Atur posisi pasien sesuai dengan kondisinya
4.        Lakukan clapping dengan cara kedua tangan perawat menepuk punggung pasien secara bergantian hingga ada rangsangan batuk.
5.        Bila pasien sudah batuk, brhenti sebentar dan anjurkan untuk menampung sputum padapot sputum.
6.        Lakukan hingga lendir bersih
7.        Catat respon yang terrjadi
8.        Cuci tangan



Vibrating
1.        Cuci tangan
2.        Jelaskan pada pasien prosedur yang akan dilaksanakan
3.        Atur posisi pasien sesuai dengan kondisinya
4.        Lakukan vibrating dengan menganjurkan pasien untuk menarik napas dalam dan meminta pasien untuk mengeluarkan napas perlahan-lahan. Untuk itu, letakkan keduatangan di atas bagian samping depan dari cekungan iga dan getarkan secara perlahan-lahan hal tersebut  dilakukan cara berkali-kali hingga pasien ingin batuk dan mengeluarkan sputum.
5.        Bila pasien sudah batuk, berhenti sebentar dan anjurkan untuk menampung sputum di pot sputum.
6.        Lakukan hingga lendir bersih
7.        Catat respon yang terjadi
8.        Cuci tangan

5.Pengisapan lendir
Merupakan tindakan pada pasien yang mampu mengeluarkan sekret atau lendir secara sendiri. Tindakan tersebut dilakukan untuk melakukan jalan napas dan memenuhi kebutuhan oksigenasi.

Persiapan alat dan bahan :
1.        Alat pengisap lendir dengan botol yang berisi larutan desifektan.
2.        Kateter pengisap lendir
3.        Pinset steril
4.        Dua kom berisi larutan aquades/ NaCl 0,9% dan larutan desifekan
5.        Kasa steril
6.        Kertas tisu

Prosedur kerja :
1.        Cuci tangan
2.        Jelaskan pada pasien prosedur yang akan dilaksanakan
3.        Atur pasien dalam posisi terlentang dan kepala miring kearah perawat
4.        Gunakan sarung tangan
5.        Hubungkan kateter pengisap dengan selang pengisap
6.        Hidupkan mesin pengisap
7.        Lakukan pengisapan lendir dengan memasukan kateter pengisap ke dalam kom yang berisi aquades atau NaCl 0,9% untuk mencegah trauma mukosa.
8.        Masukan kateter pengisap dalam keadaan tidak mengisap.
9.        Tarik lendir dengan memutar kateter pengisap sekitar 3-5 detik
10.   Bilas kateter dengan aquades atau NaCl 0,9%
11.   Lakukan hingga lendir bersih
12.   Catat respon yang terjadi
13.   Cuci tangan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar