BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pembangunan
kesehatan ke depan diarahkan pada peningkatan upaya promotif dan preventif, di
samping peningkatan akses pelayanan kesehatan bagi masyarakat, utamanya
penduduk miskin. Peningkatan kesehatan masyarakat, meliputi upaya pencegahan
penyakit menular ataupun tidak menular, dengan cara memperbaiki kesehatan
lingkungan, gizi, perilaku, dan kewaspadaan dini.
Pelayanan
kesehatan dan pendidikan kesehatan yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi
dapat dilakukan dengan berdasarkan tingkat pencegahan sebagai upaya promotif
dan preventif.
B. Tujuan
1. Tujuan
Umum
Memenuhi tugas
terstruktur mata kuliah “ Kesehatan Reproduksi “ yang berjudul “ Upaya promotif
dan preventif kesehatan “
2. Tujuan
Khusus
a)
Makalah ini kami buat untuk menambah wawasan kepada
mahasiswi untuk mengetahui mengenai pengertian dari kesehatan, serta upaya
promotif dan preventif.
C. Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian kesehatan, promotif dan preventif
2. Pembahasan
tentang Healt promotion.
3. Bagaimana
upaya promotif dan preventif di Indonesia
D. Manfaat
1. Sebagai
pengembangan bahan masukan atau pengkajian baru khususnya ilmu kebidanan.
2. Menjadi
sumber informasi bagi mahasiswi Akbid Kholisatur Rahmi Binjai.
3. Dapat
menambah ilmu pengetahuan dan wawasan dengan topik upaya promotif dan preventif
menurut Leavel dan Clark
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
1. Kesehatan
Kesehatan
adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh, yang semata-mata
bebas dari penyakit atau kecacatan, dalam semua hal yang berkaitan dengan semua
system yang terjadi pada tubuh manusia , serta fungsi dan prosesnya (Depkes RI,
2003)
Menurut pernyataan dari Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO),
kesehatan adalah keadaan fisik, mental dan kesejahteraan sosial secara lengkap
dan bukan hanya sekedar tidak mengidap penyakit atau kelemahan.
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari
badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara
sosial dan ekonomis. (Undang-Undang)
2. Promotif
Promosi Kesehatan adalah proses
untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatannya. Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik
fisik, mental, dan sosial, maka masyarakat harus mampu mengenal serta
mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu mengubah atau mengatasi
lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya dan sebagainya). (Ottawa
Charter,1986).
Promosi kesehatan adalah upaya
meningkatkan kemampuan kesehatan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh,
untuk dan bersama masyarakat agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta
mampu berperan secara aktif dalam masyarakat sesuai sosial budaya setempat yang
didukung oleh kebijakan public yang berwawasan. (Depkes RI)
Promosi kesehatan adalah kombinasi
berbagai dukungan menyangkut pendidikan, organisasi, kebijakan dan peraturan
perundangan untuk perubahan lingkungan dan perilaku yang menguntungkan
kesehatan (Green dan Ottoson,1998).
3. Preventif
Upaya
preventif adalah sebuah usaha yang dilakukan individu dalam mencegah terjadinya
sesuatu yang tidak diinginkan. Prevensi secara etimologi berasal dari bahasa
latin, pravenire yang artinya datang sebelum atau antisipasi atau
mencegah untuk tidak terjadi sesuatu. Dalam pengertian yang sangat luas,
prevensi diartikan sebagai upaya secara sengaja dilakukan untuk mencegah
terjadinya gangguan, kerusakan, atau kerugian bagi seseorang atau masyarakat
(Notosoedirjo dan Latipun, 2005 : 145 )
B.Upaya Promotif dan Preventif
Pelayanan
kesehatan dan pendidikan kesehatan yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi
dapat dilakukan dengan berdasarkan tingkat pencegahan sebagai upaya promotif
dan preventif.
Upaya
pencegahan menurut teori Leavel dan Clark (Maulana, 2009) dibedakan menjadi 3
yaitu :
1. Pencegahan
primer
Pencegahan
primer adalah peningkatan kesehatan dan perlindungan umum dan khusus terhadap
penyakit-penyakit tertentu adalah usaha-usaha yang dilakukan sebelum sakit (pre
pathogenesis), dan disebut dengan pencegahan primer.
Pencegahan
primer dilakukan pada masa individu yang belum menderita sakit. Pencegahan
primer terdiri dari promosi kesehatan (health promotion) dan perlindungan
khusus (spesifiic protection).
a) Promosi Kesehatan (Health Promotion)
Health promotion bertujuan untuk meningkatkan, memajukan dan membina
koordinasi sehat yang sudah ada hingga dipertahankan dan dijauhkan dari ancaman
penyebab penyakit atau agent secara umum.
Pendidikan kesehatan yang diperlukan antara lain :
Meningkatnya gizi, Perbaikan sanitasi lingkungan, Ph(derajat keasaman),
Pendidikan sifat umum, Nasihat perkawinan, Penyuluhan kehidupan sex, Olahraga
dan kebugaran jasmani, Pemeriksaan secara berkala, Meningkatnya standar hidup
dan kesejahteraan keluarga, Nasihat tentang keturunan, Penyuluhan tentang PMS,
Penyuluhan AIDS.
Meningkatkan dan memperbaiki program kesehatan ibu :
1) Layanan
dan terdesentralisasi
2) Menyusun
standar pelayanan dan pastikan adanya supervise
3) Mengembangkan
dan menggunakan panduan tetap untuk manajemen komplikasi kebidanan
4) Memperbaiki
sistem pelatihan dan memperbaharui keterampilan penyediaan pelayanan
5) Memperbaiki
infrastruktur dan memperbaharui fasilitas
6) Menetapkan/memperkuat
system rujukan
7) Menetapkaan/memperkuat
mekanisme evaluasi kualitas pelayanan
8) Mengembangkan
dan menggunakan instrumen untuk memperbaiki kualitas pelayanan
9) Home
base maternal records
10) Partograf
11) Melakukan
audit dan meninjau kembali kasus-kasus kematian ibu hamil.
Ruang lingkup promosi kesehatan :
1) Pendidikan Kesehatan (Health
education)
2) Pemasaran sosial (sosial
marketing)
3) Penyuluhan
4) Upaya peningkatan (Promotif)
5) Advokasi di bidang kesehatan
6) Pengorganisasian, pengembangan, pergerakan, pemberdayaan
masyarakat.
Ruang lingkup promosi kesehatan berdasarkan tatanan
pelaksanaan :
1) Promosi kesehatan tatanan keluarga
2) Pendidikan kesehatan pada tatanan sekolah
3) Pendidikan kesehatan di tempat kerja
4) Pendidikan kesehatan di tempat-tempat umum
5) Pendidikan kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan
Tujuan promosi kesehatan meliputi :
1) Membangun kebijakan masyarakat sehat
2) Membangun keterampilan personal
3) Memperkuat partisipasi komunitas
4) Menciptakan lingkungan yang mendukung
5) Reorientasi pelayanan kesehatan
Tindakan pencegahan meliputi :
1) Perlindungan balita, ibu hamil
2) Pemberian makanan
3) Perlindungan terhadap ancaman akibat kerja
4) Perlindungan khusus yang bersifat karsinogenik
5) Menghindari terhadap zat-zat alergi
6) Menghindari minuman berakohol
7) Menghindari merokok
b) Spesific Protection
Spesific protection adalah upaya spesifik untuk mencegah
terjadinya penularan penyakit tertentu. Spesific protection terdiri dari
(Efendi, 1998 ; Maulana, 2009 ) :
1) Memberikan imunisasi pada golongan yang rentan untuk
mencegah terhadap penyakit-penyakit tertentu. Contohnya : imunisasi hepatitis
diberikan kepada mahasiswi kebidanan yang akan praktek di rumah sakit.
2) Isolasi terhadap penderita penyakit menular.
Contohnya : isolasi
terhadap pasien penyakit flu burung.
3) Perlindungan
terhadap kemungkinan kecelakaan di tempat-tempat umum dan di tempat kerja.
Contohnya : di tempat umum, misalnya adanya rambu-rambu zebra cross agar
pejalan kaki yang akan menyebrang tidak tertabrak oleh kendaraan yang sedang
melintas. Sedangkan di tempat kerja :para pekerja yang memakai alat
perlindungan diri.
4) Peningkatan keterampilan remaja untuk mencegah ajakan menggunakan narkotik. Contohnya :
kursus-kursus peningkatan keterampilan, seperti kursus menjahit, kursus
otomotif.
5) Penanggulangan stress. Contohnya : membiasakan pola hidup
yang sehat , dan seringnya melakukan relaksasi.
2. Pencegahan
sekunder
Penegakan
diagnosa secara dini dan pengobatan yang cepat dan tepat, disebut pencegahan
sekunder (seconder preventive).
Pencegahan sekunder dilakukan pada masa individu mulai sakit. Pencegahan
sekunder bentuknya upaya diagnosis dini dan pengobatan segera ( early diagnosis and prompt treatment ).
a) Early
diagnosis
Early diagnosis mengandung pengertian diagnosa dini atau
tindakan pencegahan pada seseorang atau kelompok yang memiliki resiko
terkena penyakit.
Tindakan yang berupaya untuk menghentikan proses penyakit
pada tingkat permulaan sehingga tidak akan menjadi parah. Prinsipnya diterapkan
dalam program pencegahan, pemberantasan dan pembasmian macam penyakit baik
menular ataupun tidak dan memperhatikan tingkat kerawanan penyakit terhadap
masyarakat yang tinggi. Misalnya : TBC paru-paru, kusta, kanker, diabetes,
jantung dll.
Tindakan pencegahan
meliputi :
1) Upaya penemuan kasus (case finding) tertuju pada individu,
keluarga, masyarakat. Misalnya : anemia gravidarum, dll.
2) Survey kesehatan, untuk memperoleh
data tentang prestasi dari penyakit banyak diderita masyarakat, sehingga dapat
didiagnosis secara dini untuk diberi pengobatan segera.
3) Papsmear, tujuan untuk deteksi dini
adanya kanker serviks sehingga dapat dilakukan pengobatan tindakan segera.
4) Pemeriksaan rutin pada tiap
individu.
5) Pengawasan obat-obatan, termasuk
obat terlarang yang diperdagangkan secara bebas (golongan narkotika).
6) Mencegah yang sudah ada agar tidak
meningkatkan lebih lanjut. Misalnya : flu burung, papsmear.
b) Prompt treatment
Prompt treatment memiliki pengertian pengobatan yang
dilakukan dengan tepat dan segera untuk menangani berbagai masalah yang
terjadi. Prompt treatment merupakan tindakan lanjutan dari early diagnosis.
Pengobatan segera dilakukan sebagai penghalang agar gejala tidak menimbulkan
komplikasi yang lebih parah.
3. Pencegahan
tersier
Pembatasan
kecacatan dan pemulihan kesehatan disebut pencegahan tersier (tertiary prevention). Pencegahan tersier
bentuknya membatasi ketidakmampuan/kecacatan (disability limitation) dan pemulihan kesehatan (rehabilitation). Pada proses ini diusahakan agar cacat yang
diderita tidak menjadi hambatan sehingga individu yang menderita dapat
berfungsi optimal secara fisik, mental dan sosial.
a.
Pembatasan kecacatan
Pencegahan
dilakukan dalam taraf penyakit sudah nyata bahkan sudah lanjut sehingga
penderita dalam keadaan disable (tidak sanggup melakukan aktivitas yang biasa
dikerjakan walau tidak sakit). Sehingga penderita bisa sembuh.
Tindakan pencegahan meliputi :
1) Pengobatan agar
tidak makin parah
2) Mencegah supaya
penderita tidak mati
3) Mencegah kecacatan
yang menetap
4) Mencegah penyakit
menjadi tidak menahun
b.
Rehabilitasi (pemulihan)
1) Ruang dokter, yaitu pemulihan fungsi organ yang baru sembuh/mengalami
kelainan yang menetap/cacat.
2) Ruang biang diklat keterampilan, yaitu berupaya memulihkan
kembali kemampuan profesionalnya sehingga dapat bekerja kembali di masyarakat.
3) Ruang sosial, yaitu memulihkan kembali kehidupan sosial
masyarakat sehingga masyarakat mau menerima kembali. Misalnya, sembuh dari
penyakit kusta.
4) Ruang kejiwaan (psikologi), yaitu upaya memulihkan
kepercayaan dan harga diri penderita setelah sembuh dari penyakit. Misalnya :
a)
Tempat pendidikan untuk tuna netra dan rungu
b)
Tempat pendidikan untuk anak cacat
c)
Bedah rekonstruksi untuk mantan penderita kusta
d)
Fisioterapi dan latihan untuk penderita polio
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesehatan
adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap
orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Promotif adalah suatu usaha
pelayanan kesehatan ini pertama. Upaya preventif adalah sebuah usaha yang
dilakukan individu dalam mencegah terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan.
Upaya
pencegahan leavel dan clark dibedakan menjadi 3 yaitu :
1. Pencegahan
primer
Pencegahan primer terdiri dari promosi kesehatan (health
promotion) dan perlindungan khusus (specific protection).
2. Pencegahan
sekunder
Pencegahan sekunder bentuknya upaya diagnosis dini dan
pengobatan segera (early diagnosis dan promotif treatment).
3. Pencegahan
tersier
Pencegahan tersier bentuknya membatasi ketidakmampuan atau
kecacatan (disability limitation) dan pemulihan kesehatan (rehabilitation).
B. Saran
Sebaiknya
pemerintah lebih mengupayakan dan menjamin kesehatan bagi warga negaranya yang
kurang mampu dengan upaya pencegahan penyakit menular ataupun tidak menular,
dengan cara memperbaiki kesehatan lingkungan, gizi, perilaku dan kewaaspadaan
dini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar