Jumat, 18 Juli 2014

pertumbuhan plasenta



BAB II
PERTUMBUHAN PLASENTA
A.    PEMBENTUKAN PLASENTA
Saat sinsitiotrofoblas menembus desidua, sinsitiotrofoblas menghasilkan human chorionic gonadotropin-hCG yang berfungsi agar corpus luteum tetap memproduksi estrogen dan progesteron untuk mempertahankan kehamilan. Pada beberapa bagian desidua, sinsitium mengadakan invasi pada dinding arteri spiralis yang berada diantara desidua sehingga menjadi arteri berdinding tebal yang memungkinkan bertambahnya aliran darah.
Pembuluh darah tersebut rapuh dan mudah pecah sehingga membentuk lakuna yang berisi darah. Pada kehamilan normal, proses diatas berlangsung lengkap pada kehamilan 20 – 22 minggu.
Bila proses ini tidak berlangsung secara normal, kemungkinan akan terjadi penyakit hipertensi dalam kehamilan pada perjalanan kehamilan selanjutnya. Dengan proliferasi lebih lanjut, tonjolan trofoblas bentuknya menjadi bentukan seperti telapak tangan dan pembuluh darah terbentuk dalam inti mesodermal (villi chorialis). Villi terdapat diseluruh permukaan blastosis. Dengan semakin membesarnya blastosis, desidua superfisial (desidua kapsularis ) akan tertekan dan kehamilan semakin mengembang kearah dalam cavum uteri.
Pada hari ke 19, seluruh hasil konsepsi sudah terbungkus dengan villi chorialis, sebagian villi chorialis menempel pada desidua (anchoring villi) dan sebagian besar mengapung bebas dalam lakuna darah. Pada stadium ini, penetrasi kedalam desidua berhenti akibat pengaruh imunologis atau mekanisme kimiawi. Terjadi pembentukan lapisan kolagen dimana arteri dan vena spiralis akan melakukan penembusan. Oleh karena pasokan darah terutama dibagian permukaan konseptus, maka dibagian tersebut villi chorialis akan tumbuh lebih cepat membentuk cabang-cabang dan disebut sebagai chorion frondusum. Villi chorialis dibagian lain akan mengalami degenerasi dan membentuk chorion leave. Pada akhir minggu pertama,sejumlah sel inner pada morula mulai mengalami disentegrasi,meninggalkan ruang yang terisi cairan.Sel ini sekarang disebut blastokist.


Blastokist terdiri atas :
1.  Masa sel dalam yang akan berkembang untuk membentuk fetus dan membran plasenta yang disebut amnion.
2.  Trofoblast adalah lapisan luar sel-sel tunggal dan dari lapisan ini akan mulai tumbuh struktur yang menyerupai akar yang disebut villi korion primitif.

Sejumlah struktur ini membentuk plasenta dan sisanya mengalami atrofi untuk membentuk membran korion yang mengelilingi saccus amniie dan melapisi uterus.Perkembangan tahap ini dicapai 7-10 hari setelah konsepsi dan sekarang mulai mengadakan implantasi kedalam uterus.Endometrium ini dalam fase sekretorik siklus menstruasi.
Pada hari ke 10 setelah konsepsi,blastokist tertanam sempurna didalam  endometrium yang sekarang disebut desidua.
Pada hari ke 14 berkembang jonjot-jonjot seperti jari,yang disebut villi korion primitif,dari trofoblast dan tentunya mengalami proliferasi sampai villii korion tersebut menutupi seluruh permukaan korion pada akhir minggu ke 3.Secara serentak pembuluh darah embrional mulai terbentuk dalam mesoderm masa sel dalam..
Minggu ke 3
Selama minggu ke 3 terjadipercabangan villi korion primitif.Cabang-cabang ini disebut villi korion primitif sekunder dan didalamnya terbentuk pembuluh darah.Disebut korion tersier apabila pembuluh darah telah terbentuk, dan pembuluh darah ini berhubungan dengan pembuluh darah embrional di dalam body stalk (pedunculus allantoicus). Pembuluh di dalam tangkai ini berkembang untuk membentuk dua arteria umbilicalis dan satu vena umbilicalis untuk fetus.
Sejumlah villi corion terus terkubur lebih dalam desidua dan disebut villi anchorales ( anchoring villi ). Villi anchorales ini tidak mengandung pembuluh darah karena fungsinya hanya untuk menstabilkan plasenta yang sedang berkembang. Villi yang lain dipercabangkan dari sini, dan ruang-ruang antara villi ini disebut spatia intervillosa.
Di dalam uterus, endometrium hamil yang kemudian disebut desidua, sekarang mengalami diferensiasi menjadi tiga daerah :
1. Desidua basalis, terletak dibawah daerah tempat villi chorion mula-mula terkubur.
2. Desidua capsularis, terletak di atas saccus embryonalis.
          3. Desidua vera ( parietalis ), menutupi sisa cavitas uteri.

Minggu ke 8
Sampai minggu ke-8 kehamilan, villi korion mengelilingi seluruh saccus embryonalis. Kemudian terjadi perubahan lebih lanjut.
Chorion laeve : karena masa sel dalam terus bertambah besar, maka decidua capsularis terus menerus terdorong keluar kedalam capitas uteri sampai desidua tersebut terletak berdekatan dengan desidua vera. Saat chorion laeve terletak pada permukaan dalam decidua capsularis, maka korion ini juga melapisi capitas uteri dan berkembang untuk membentuk membran plasenta yang disebut Korion frondosum :pada desidua basalis, dimana pemasokan darah yang banyak dipertahankan, villi ini terus menerus memperbanyak diri dan berkembang dengan cepat. Villi yang tertanam dalam di dalam desidua basalis akan terikat erat pada kehamilan 12 minggu, sehingga menstabilkan plasenta yang sedang berkembang. Villi yang lain  membentuk percabangan keluar yang memungkinkan darah maternal beredar secara bebas diantara villi tersebut untuk memberikan makan ( nutrien ) bagi pertumbuhan plasenta dan fetus lebih lanjut.
Minggu ke 14
Pada minggu ke-14 kehamialn, stuktur plasenta berkembang penuh dan plasenta tersebut menempati kira-kira sepertiga dinding uterus. Dari akhir minggu ke-8 kehamilan, plasenta primitif telah mensekresi estrogen, progesteron, dan relaksin.Gonadotropin korion, dari kehamilan minggu ke-9, pada saat villi chorion tertanam di dalam dinding uterus, maka dihasilkan hormon yang disebut gonadotropin korion ( chorionic gonadotrophin atau Hcg ). Fungsi hormon hCG adalah meragsang pertumbuhan korpus luteum dan sekresi hormon korpus luteum, dan dengan demikian memelihara kehamilan sampai plasenta dapat berfungsi sempurna.
Gonadotripin korion disekresi dalam jumlah yang makin meningkat sampai akhir kehamilan trimester pertama, dan setelah itu sekresinya menurun. Karena hormon ini hanya di produksi oleh trofoblast dan di ekresi didalam urine, maka adanya hormon ini di dalam analisis urine merupakan petunjuk positif adanya kehamilan, dan kenyataan ini dipakai sebagai dasar untuk uji kehamilan secara imunologis.
Minggu ke 16
Dari minggu ke-16 dan seterusnya, maka jumlah dan ukuran pembuluh darah fetal meningkat, sedangkan dinding villinya menjadi lebih tipis, sehingga selama trimester tengah ( midtrimester ), ‘permeabilitas’ plasenta pada kenyataanya meningkat. walaupun demikian, selama 4 minggu kehamilan, vasa tersebut berkurang lagi karena terdapat deposit (timbunan) fibrin di dalam jaringan-jaringan ini.

Minggu ke 20
Setelah minggu ke 20,plasenta terus bertambah luas, tetapi tidak bertambah tebal, sampai pada kehamilan cukup umur ( aterm ) diameternya kira-kira 23 cm, merupakan organ yang bulat,datar,dengan ketebalan 2 cm di bagian tengahnya,tetapi lebih tipis di tepi-tepinya.

B.   Bentuk dan ukuran
Ø  Bentuk bundar/oval
Ø  Diameter 15-25 cm, tebal 3-5 cm.Berat rata rata 500-600 gram
Ø  Insersi tali pusat (tempat berhubungan dengan plasenta) dapat ditengah/ sentrali, disamping/ lateralis, atau di ujung tepi/ marginalis
Ø  Disisi ibu, tampak daerah daerah yang agak menonjol (kotiledon) yang meliputi selaput tipis desidua basalis
Ø  Disisi janin, tampak sejumlah arteri dan vena besar (pembuluh orion) menuju tali pusat. Orion diliputi amnion.
Ø  Sirkulasi darah ibu diplasenta sekitar 3000cc/ menit selama 20 minggu, dan meningkat menjadi 600cc-7000cc/menit (aterm)

A.   Tipe-Tipe plasenta
1.      Tipe plasenta menurut bentuknnya
a.    Plasenta normal
b.    Plasenta membranasea (tipis)
c.    Plasenta suksenturiata (satu lobus terpisah)
d.    Plasenta spuria
e.    Plasenta bilobus
f.     Plasenta trilobus
2.    Tipe plasenta menurut peletakan dengan dinding rahim
a.    Plasenta adhesiva (melekat)
b.    Plasenta akreta (lebih melekat)
c.    Plasenta inkreta (sampai ke otot polos)
d.    Plasenta perkreta (sampai ke serosa)


B.   Letak plaasenta dan keadaan plasenta
1.    Letak plasenta
Pada umumnya pada korpus uteri bagian depan atau belakang agak ke arah fundus uteri. Hal ini adalah fisiologis karena permukan bagian atas korpus uteri lebih luas, sehingga lebih banyak tempat untuk berimplantasi.
2.    Keadaan plasenta
a.    Bagian ibu / permukaan maternal
Ø  Permukaan yang menghadap ke dinding rahim
Ø  Warnanya merah tua
Ø  Permukaannya kasar beralur alur sehingga seolah-olah terbagi dalam bebarapa belah yang disebut kotiledon
Ø  Permukaan maternal mempunyai 15-20 kotiledon, terdiri  atas desidua kompakta yang terbentuk dari beberapa lobus.
b.    Bagian janin / permukaan fetal
Permukaan yang menghadap kearah janin tampak licin dan bewarna putih kuning.
Ø  Permukaan fetal diliputi lapisan amnion yang tipis dan bening sehingga kelihatan membayang dibawahnya pembuluh darah yang bercabang.
Ø  Terdiri dari korion frondosum dan villit
Ø  Tali pusat merupakan penghubung janin dan plasenta
Ø  Tebalnya kira-kira 50 cm, berwarna putih kuning dan tampak terpilih yang tidak sama tebalnya pada semua tempat didalam tali pusat terdapa  tiga pembuluh darah yaitu satu vena umbilikalis dan dua arteri umbilikalis .

C.   Bagian bagian plasenta
        Sebenarnya plasenta sebagian besar terdiri dari bagian-bagian janin, yaitu villi koriales yang berasal dari chorion dan sebagian kecil dari bagian ibu yang berasal dari desidya basalis. Darah ibu yang berada di ruang interviller berasal dari spiral arteries yang berada di desidua basalis. Pada systole daerah disemprotkan dengan tekanan 70-80 mmHg seperti air mancur ke dalam ruang interviller sampai mencapai chorionicplate, pangkal dari kotiledon-kotiledon janin. Darah tersebut membasahi semua villi koriales dan kembala perlahan-lahan dengan tekanan 8 mmHg ke vene-vena di desidua.
       Darah ibu yang mengalir diseluruh plasenta diperkirakan akan meningkat
dari 300ml/menit pada kehamilan 20 minggu menjadi 600 ml/menit pada kehamilan 20 minggu menjadi 600 ml/menit pada kehamilan 40 minggu. Seluruh ruang interviller tanpa villi koriales mempunyai volume sekitar 150-250 ml. Permukaan seluruh villi koriales diperkirakan seluas ±11 m². Hal ini menjamin pertukaran zat-zat makanan dari tubuh janin ke tubuh ibu melalui plasenta dapat berlangsung dengan baik. Peredaran darah antara uterys dan plasenta dapat diukur dengan doppler ultra sound.
      Bentuk pasenta yang seperti cakram membuat plasenta memiliki dua sisi atau bagian permukaan yang saling berlawanan. Permukaan fetal adalah yang menghadap ke janin, warnanya keputih-putihan dan licin karena tertutup oleh amnion, di bawah amnioin nampak pembuluh-pembuluh darah.
Pada penampang sebuah plasenta yang masih melekat pada dinding rahim nampak bahwa plasenta terdiri dari 2 bagian yaitu :
1.    Bagian yang terbentuk oleh jaringan janin.
Bagian ini disebut piring penutup atau membrane chorii yang terbentuk oleh omnion, pembuluh pembuluh darah janin, chorion dan villi
2.    Bagian yang terbentuk oleh jaringan ibu.
Bagian ini disebut decidua atau piring basal yang terdiri dari deciduas compacta dan sebagian dari decidua spongiosa yang kelak akan ikut lepas dengan plasenta.

D.   Faal plasenta
      Plasenta merupakan alat yang sangat penting bagi janin karena merupakan media pertukaran zat antara ibu dan janin dan sebaiknya. Baik tadaknya keadaan janin tergantung pada baik buruknya faal plasenta. Biasanya plasenta terbebtuk lengkap pada kehamilan 16 minggu dengan ruang ominion telah mengisi seluruh kavum uteri. Fungsi plasenta selama kehamilan adalah mempertahankan janin dapat tumbuh dengan baik dengan menjamin kebutuhan janin, yaitu pertukaran oksigen dan karbondiosida, asam amino, vitamin dan mineral serta pembuangan sisa metabolisme dari janin keperedaran darah ibu.
      Darah janin dan darah ibu tidak dapat bercampur karena terpisah oleh lapisan jaringan yang dinamakan membrane plasenta. Membrane plasenta ini terdiri dari lapisan syncytium, lapisan sel langhans, jaringan ikat dari villus dan lapisan endotel kapiler.Darah janin menuju plasenta melalui 2 arteri umbilikalis dan dari plasenta kembali ke tubuh janin melalui 1 vena umbilikalis. Ketika pembuluh darah ini terdapat dalam tali pusat. Pada sistem paredaran darah janin, arteri mengandung darah kotor dan vena mengandung darah bersih.Dari tali pusat pembuluh-pembuluh darah tersebut berjalan dalam chorion dan masuk ke dalam villi. Darah ibu memancar ke dalam ruangan intervillair, yaitu rongga diantara villi, darai arteri-arteri ibu yang terbuka pada dasar ruangan tersebt. Kemudian darah ibu menyebar ke segala arah dan secara erlahan mengalir kembali ke bawah dan masuk ke dalam vena pada dasar plasenta.Telah dikatakan sebelumnya bahwa darah ibu dan darah janin tidak akan mungkin tercampur karena terpisah oleh lapisan trofoblast, jaringan pengikat villus dan endotel pembuluh darah villus. Namun beberapa bukti menunjukkan bahwa ada kalanya sel darah janin masuk ke peredaran darah ibu dan sebaliknya.
E.   Fungsi plasenta
1.    Sebagai alat yang memberikan makanan pada janin (nutritif), mengeluarkan sisa metabolisme (ekskteri), alat yang memberi zat asam dan mengeluarkan karbon dioksida (respirasi).
2.    Alat yang membentuk hormon.
Hormon yang dihasilkan oleh plasenta antara lain :
a.    Human chorionic gonadotropin (HCG)
HCG merupakan suatu glikoprotein yang berfungsi sebagai luteinizing interstitial cell stimulating dan luteotropic. Hormon ini ditemuan dalam darah dan urin wanita hamil. Di dalam plasenta HCG ditemukan dalam konsentrasi yang tinggi. Bukti bahwa HCG dibuat di plasenta adalah ditemukannya hormon tersebut dari plasenta yang dibiakkan. Hormon yang khas untuk kehamilan ini dibentuk oleh trofoblast.
HCG berfungsi mempertahankan korpus luteum yang membuat estrogen dan progesterone sampai saat plasenta terbentuk sepenuhnya dan dapat membuat sendiri estrogen dan progesterone.
b.    Chorionic somatomammotropin (placental lactogen)
Chorionic somato-mammotropin adalah hormon protein yang merangsang pertumbuhan, mempunyai efek lactogenic dan luteotropic. Hormon ini juga mempengaruhi metabolisme karbohidrat dan lemak selain kehamilan.
c.    Estrogen
Esterogen dalam bentuk estradiol,estron dan esteriol di temukan dalam konsentrasi lebih tinggi di vena uterina dari pada di arteri uterina yang berarti bahwa estrogen dibuat di plasenta. Bila janin tidak ada, seperti pada mola hidatidosa, janin mati, tanpa glandula suprarenalis, anenchepalus atau kerusakan pada enzim-enzim di plasenta, maka produksi estrogen pada plasenta dan pengeluaran estrogen melalui urin akan lebih rendah. Kadar esteriol dalam urin dapat digunakan untuk menilai keadaan janin.
d.    Progesteron
Progesteron ditemukan dalam darah yang dikeluarkan dari plasenta dalam konsentrasi yang lebih tinggi daripada di dalam darah yang masuk ke dalam plasenta. Ini nerarti bahwa progesterone dibentuk di plasenta.
Berbeda dengan estrogen, kematian janin atau adanya anencephalus pada janin tadak mempengaruhi kadar progesterone. Enzim-enzim di plasenta membentuk progesterone dari kolesterone di dalam darah melalui pregnenolon.
e.    Tirotropin korionik dan relaksin,
f.     Adrenocorticoid :Induksi sistem ensim dan maturasi janin
Sejumlah produk plasenta dan metabolisme janin dapat digunakan untuk skrining penyakit janin. Pengukuran alfafetoprotein yang dihasilkan oleh hepar,usus dan yolc sac janin dapat digunakan untuk deteksi sejumlah kelainan anatomi . Bersama dengan penentuan serum hCG maternal, dapat diperhitungkan terjadinya trisomi.
3.    Imunologi : menyalurkan antibiotik kejanin.
Janin mempunyai kemampuan terbatas untuk membentuk antibody. Molekul antibody tertentu dari ibu dapat masuk ke janin sehinga dapat melindungi janin secara pasif. Misalnya ibu mendapat vaksinasi cacar (variola), difteri, poliomyelitis, atau jika ibu hamil menderita penyakit campak, dapat disuntikan tetanus toksoid dan sebagainya. Kekebalan yang diperoleh janin ini dapat bertahan sampai sekitar usia 4 bulan setelah dilahirkan.
4.    Farmakologi : menyalurkan obat-obatan yang mungkin diperlukan janin, yang diberikan melalui ibu.
5.    Proteksi : barrier terhadap infeksi bakteri dan virus , zat-zat toksin (akan tetapi belakangan ini diragukan karena, pada kenyataannnya janin sangat mudah terpapar infeksi / intoksikasi yang dialami ibunya).
Untuk mengetahui fungsi plasenta (test fall plasenta) dapat dilakukan dengan :
·         Pertumbuhan janin
·         Pemeriksaan air ketuban secara amnio scopi atau amniocentesis
·         Pemeriksaan urin ibu, dengan memeriksa kadar estrogen dan pregnandio     1 per  24 jam
·         Pemeriksaan serum oksitosin dalam darah ibu. Serum oksitosin dibuat dalam darah sincitiotrofoblast.
·         Penentuan kadar HPL (Human Placental Lactogen)
·         Oxytocin Challenge test

F.    Sirkulasi plasenta.
      Darah ibu yg berada di ruang interviller berasal dari spiral arteries yang  berada di desidua basalis. Pada sistosel darah disemprotkan dengan tekanan   70-80mmhg seperti air mancur ke dalam ruang interviler sampai mencapai chorionic plate, pangkal kotiledon-kotiledon janin. Darah tersebut membasahi semua villi koriales & kembali perlahan-lahan dengan tekanan 80mmhg                ke vena-vena di desidua.
       Di tempat-tempat tertentu ada implantasiplacenta terdapat vena-vena yang lebar (sinus) untuk menampung darah kembali. Pada pinggir placenta di beberapa tempat terdapat pula suatu rung vena yang luas untuk menampung darah yang berasal dari ruang interviller diatas. Ruang ini disebut sinus marginalis.
      Darah ibu yang mengalir di seluruh placenta diperkirakan menaik dari 300 ml tiap menit pada kehamilan 20 minggu sampai 600 ml tiap menit pada kehamilan 40 minggu. Seluruh ruang interviller tanpa villi koriales mempunyai volume lebih kurang 150-250 ml. Permukaan semua villi koriales diperkirakan seluas lebih kurang 11 m2.. Dengan demikian pertukaran zat-zat makanan terjamin benar.     
      Perubahan-perubahan terjadi pula pada jonjot-jonjot selama kehamilan berlangsung. Pada kehamilan 24 minggu lapisan sinsitium dari villi tidak berubah, akan tetapi dari lapisan sititrofoblas sel-sel berkurangdan hanya ditemukan sebagai kelompok sel-sel, stroma jonjot menjadi lebih padat, mengandung   fagosit-fagosit, dan pembuluh-pembuluh darahnya menjadi lebih besar dan lebih mendekati lapisan trofoblas. Pada kehamilan 36 minggu sebagian besar            sel-selsitotrofoblas tak ada lagi, akan tetapi antara sirkulasi ibu dan janin selalu ada lapisan trofoblas. Terjadi klasifikasi pembuluh-pembuluh darah dalam jonjot dan pembentukan fibrin di permukaan beberapa jonjot. Kedua hal terakhir ini mengakibatkan pertukaran zat-zat makanan, zat asam, dan sebagainya antara ibu dan janin mulai terganggu.
      Deposit fibrin ini dapat terjadi sepanjang masa kehamilan sedangkan banyaknya juga berbeda-beda. Jika banyak, maka deposit ini dapat menutup villi dan villi itu kehilangan hubungandengan darah ibu lalu berdegenerasi. Dengan demikian, timbulah infark.
G.   Kelainan pada plasenta
1.    nsersio Marginalis
a.    Tali pusat di pinggir plasenta
b.    Tidak menimbulkan kesulitan
2.    nsersio Velamentosa
a.    Tali pusat tidak tertanam pada plasenta, tetapi diselimuti janin
b.    Pembuluh-pembuluh darah tali pusat bercabang dalam selaput janin
c.    Klinis: Bila kebetulan bagian selaput janin yang mengandung pembuluh darah berada di kutub bawah (vasa previa) maka pada waktu pembuluh darah putus dan menyebabkan perdarahan yang berasal dari janin sehingga janin akan meninggal
3.    Plasenta Bilobata
a.    Uri yang terdiri dari 2 bagian
b.    Klinis : tidak menimbulkan kesulitan
4.    Plasenta Fenestra
a.    Uri yang berlobang
b.    Klinis : tidak menimbulkan kesulitan
5.    Plasenta Marginata (Sirkumvalata
a.    Pada pinggir uri terdapat suatu lingkaran jaringan tebal yang berwarna putih selebar 4–5 cm
b.    Jaringan putih ini sesungguhnya lipatan dari jaringan selaput janin
c.    selaput janin tidak melekat pada pinggir jaringan uri tetapi agak            ke tengah
d.    Klinis: dapat menimbulkan perdarahan sebelum persalinan
6.    Plasenta Suksenturiata
a.    Disamping uri yang normal didapatkan uri tambahan kecil yang terpisah
b.    Diantar auri tambahan dan uri yang normal ada hubungan pembuluh darah
c.    Klinis; Bila pada waktu persalinan, ada uri tambahan yang tertinggal maka dapat terjadi perdarahan post partum, oleh karena itu bila pada pemeriksaan uri dalam selaput janin terdapat pembuluh darah yang terputus dan terbuka, maka harus diperhatikan kemungkinan adanya plasenta suksenturiata
BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan
ü  Plasenta adalah alat yang sangat penting bagi janin karena merupakan alat pertukaran zat antara ibu dan anak sebaliknya. Plasenta terletak pada korpus uteri bagian depan atau belakang agak ke arah fundus uteri. Hal ini adalah fisiologis karena permukan bagian atas korpus uteri lebih luas, sehingga lebih banyak tempat untuk berimplantasi
ü  Bentuk plasenta yang seperti cakram membuat plasenta memiliki dua sisi atau bagian permukaan yang saling berlawanan. Permukaan fetal dan permukaan maternal.
ü  Fungsi plasenta
·         Sebagai alat yang memberi makanan pada janin (nutritif), mengeluarkan sisa metabolisme (ekskteri), alat yang memberi zat asam dan mengeluarkan karbon dioksida (respirasi)
·         Alat yang membentuk hormone
·         Imunologi : menyalurkan berbagai antibody ke janin
·         Farmakologi : menyalurkan obat-obatan yang mungkin diperlukan janin, yang diberikan melalui ibu.
·         Proteksi : barrier terhadap infeksi bakteri dan virus, zat-zat toksik (tetapi akhir2 ini diragukan, karena pada kenyataanya janin sangat mudah terpapar infeksi / intoksikasi yang dialami ibunya).
ü  Kelainan pada plasenta
·         Insersio Marginalis
·         nsersio Velamentosa
·         Plasenta Bilobata
·         Plasenta Fenestra
·         Plasenta Marginata (Sirkumvalata)
·         Plasenta Suksenturiata

Tidak ada komentar:

Posting Komentar