BAB
II
PERTUMBUHAN
PLASENTA
A.
PEMBENTUKAN
PLASENTA
Saat sinsitiotrofoblas menembus desidua,
sinsitiotrofoblas menghasilkan human chorionic gonadotropin-hCG yang berfungsi
agar corpus luteum tetap memproduksi estrogen dan progesteron untuk
mempertahankan kehamilan. Pada beberapa bagian desidua, sinsitium mengadakan
invasi pada dinding arteri spiralis yang berada diantara desidua sehingga
menjadi arteri berdinding tebal yang memungkinkan bertambahnya aliran darah.
Pembuluh darah tersebut rapuh dan mudah pecah sehingga
membentuk lakuna yang berisi darah. Pada kehamilan normal, proses diatas
berlangsung lengkap pada kehamilan 20 – 22 minggu.
Bila proses ini tidak berlangsung secara normal,
kemungkinan akan terjadi penyakit hipertensi dalam kehamilan pada
perjalanan kehamilan selanjutnya. Dengan proliferasi lebih lanjut, tonjolan
trofoblas bentuknya menjadi bentukan seperti telapak tangan dan pembuluh darah
terbentuk dalam inti mesodermal (villi chorialis). Villi terdapat diseluruh
permukaan blastosis. Dengan semakin membesarnya blastosis, desidua superfisial
(desidua kapsularis ) akan tertekan dan kehamilan semakin mengembang kearah
dalam cavum uteri.
Pada hari ke
19, seluruh hasil konsepsi sudah terbungkus dengan villi chorialis, sebagian
villi chorialis menempel pada desidua (anchoring villi) dan sebagian
besar mengapung bebas dalam lakuna darah. Pada stadium ini, penetrasi kedalam
desidua berhenti akibat pengaruh imunologis atau mekanisme kimiawi. Terjadi
pembentukan lapisan kolagen dimana arteri dan vena spiralis akan melakukan
penembusan. Oleh karena pasokan darah terutama dibagian permukaan konseptus,
maka dibagian tersebut villi chorialis akan tumbuh lebih cepat membentuk
cabang-cabang dan disebut sebagai chorion frondusum. Villi chorialis
dibagian lain akan mengalami degenerasi dan membentuk chorion leave. Pada akhir minggu pertama,sejumlah sel inner pada
morula mulai mengalami disentegrasi,meninggalkan ruang yang terisi cairan.Sel
ini sekarang disebut blastokist.
Blastokist terdiri atas :
1. Masa
sel dalam yang akan berkembang untuk membentuk fetus dan membran plasenta yang
disebut amnion.
2. Trofoblast
adalah lapisan luar sel-sel tunggal dan dari lapisan ini akan mulai tumbuh
struktur yang menyerupai akar yang disebut villi korion primitif.
Sejumlah
struktur ini membentuk plasenta dan sisanya mengalami atrofi untuk membentuk
membran korion yang mengelilingi saccus amniie dan melapisi uterus.Perkembangan
tahap ini dicapai 7-10 hari setelah konsepsi dan sekarang mulai mengadakan
implantasi kedalam uterus.Endometrium ini dalam fase sekretorik siklus
menstruasi.
Pada hari ke
10 setelah konsepsi,blastokist tertanam sempurna didalam endometrium yang sekarang disebut desidua.
Pada hari ke 14 berkembang
jonjot-jonjot seperti jari,yang disebut villi korion primitif,dari trofoblast
dan tentunya mengalami proliferasi sampai villii korion tersebut menutupi
seluruh permukaan korion pada akhir minggu ke 3.Secara serentak pembuluh darah
embrional mulai terbentuk dalam mesoderm masa sel dalam..
Minggu ke 3
Selama minggu ke 3 terjadipercabangan villi korion primitif.Cabang-cabang
ini disebut villi korion primitif sekunder dan didalamnya terbentuk pembuluh
darah.Disebut korion tersier apabila pembuluh darah telah terbentuk, dan
pembuluh darah ini berhubungan dengan pembuluh darah embrional di dalam body
stalk (pedunculus allantoicus). Pembuluh di dalam tangkai ini berkembang untuk
membentuk dua arteria umbilicalis dan satu vena umbilicalis untuk fetus.
Sejumlah villi corion terus terkubur lebih dalam
desidua dan disebut villi anchorales ( anchoring villi ). Villi anchorales ini
tidak mengandung pembuluh darah karena fungsinya hanya untuk menstabilkan
plasenta yang sedang berkembang. Villi yang lain dipercabangkan dari sini, dan
ruang-ruang antara villi ini disebut spatia intervillosa.
Di dalam uterus, endometrium hamil yang kemudian
disebut desidua, sekarang mengalami diferensiasi menjadi tiga daerah :
1. Desidua
basalis, terletak dibawah daerah tempat villi chorion mula-mula terkubur.
2. Desidua
capsularis, terletak di atas saccus embryonalis.
3.
Desidua vera ( parietalis ), menutupi sisa cavitas uteri.
Minggu ke 8
Sampai minggu ke-8 kehamilan, villi korion
mengelilingi seluruh saccus embryonalis. Kemudian terjadi perubahan lebih
lanjut.
Chorion laeve : karena masa sel dalam terus bertambah
besar, maka decidua capsularis terus menerus terdorong keluar kedalam capitas
uteri sampai desidua tersebut terletak berdekatan dengan desidua vera. Saat
chorion laeve terletak pada permukaan dalam decidua capsularis, maka korion ini
juga melapisi capitas uteri dan berkembang untuk membentuk membran plasenta
yang disebut Korion frondosum :pada desidua basalis, dimana pemasokan darah
yang banyak dipertahankan, villi ini terus menerus memperbanyak diri dan
berkembang dengan cepat. Villi yang tertanam dalam di dalam desidua basalis
akan terikat erat pada kehamilan 12 minggu, sehingga menstabilkan plasenta yang
sedang berkembang. Villi yang lain membentuk percabangan keluar yang
memungkinkan darah maternal beredar secara bebas diantara villi tersebut untuk
memberikan makan ( nutrien ) bagi pertumbuhan plasenta dan fetus lebih lanjut.
Minggu ke 14
Pada minggu ke-14 kehamialn, stuktur plasenta berkembang penuh dan plasenta
tersebut menempati kira-kira sepertiga dinding uterus. Dari akhir minggu ke-8
kehamilan, plasenta primitif telah mensekresi estrogen, progesteron, dan
relaksin.Gonadotropin korion, dari kehamilan minggu ke-9, pada saat villi
chorion tertanam di dalam dinding uterus, maka dihasilkan hormon yang disebut
gonadotropin korion ( chorionic gonadotrophin atau Hcg ). Fungsi hormon hCG
adalah meragsang pertumbuhan korpus luteum dan sekresi hormon korpus luteum,
dan dengan demikian memelihara kehamilan sampai plasenta dapat berfungsi
sempurna.
Gonadotripin
korion disekresi dalam jumlah yang makin meningkat sampai akhir kehamilan
trimester pertama, dan setelah itu sekresinya menurun. Karena hormon ini hanya
di produksi oleh trofoblast dan di ekresi didalam urine, maka adanya hormon ini
di dalam analisis urine merupakan petunjuk positif adanya kehamilan, dan
kenyataan ini dipakai sebagai dasar untuk uji kehamilan secara imunologis.
Minggu ke 16
Dari minggu ke-16 dan
seterusnya, maka
jumlah dan ukuran pembuluh darah fetal meningkat, sedangkan dinding villinya
menjadi lebih tipis, sehingga selama trimester tengah ( midtrimester ), ‘permeabilitas’
plasenta pada kenyataanya meningkat. walaupun demikian, selama 4 minggu
kehamilan, vasa tersebut berkurang lagi karena terdapat deposit (timbunan)
fibrin di dalam jaringan-jaringan ini.
Minggu ke 20
Setelah minggu ke 20,plasenta terus bertambah luas, tetapi tidak bertambah
tebal, sampai pada kehamilan cukup umur ( aterm ) diameternya kira-kira 23 cm,
merupakan organ yang bulat,datar,dengan ketebalan 2 cm di bagian
tengahnya,tetapi lebih tipis di tepi-tepinya.
B. Bentuk dan ukuran
Ø Bentuk bundar/oval
Ø Diameter 15-25 cm, tebal 3-5 cm.Berat rata rata
500-600 gram
Ø Insersi tali pusat (tempat berhubungan dengan
plasenta) dapat ditengah/ sentrali, disamping/ lateralis, atau di ujung tepi/ marginalis
Ø Disisi ibu, tampak daerah daerah yang agak menonjol
(kotiledon) yang meliputi selaput tipis desidua basalis
Ø Disisi
janin, tampak sejumlah arteri dan vena besar (pembuluh orion) menuju tali
pusat. Orion diliputi amnion.
Ø Sirkulasi
darah ibu diplasenta sekitar 3000cc/ menit selama 20 minggu, dan meningkat
menjadi 600cc-7000cc/menit (aterm)
A. Tipe-Tipe plasenta
1.
Tipe plasenta menurut bentuknnya
a. Plasenta normal
b. Plasenta membranasea (tipis)
c. Plasenta suksenturiata (satu lobus terpisah)
d. Plasenta spuria
e. Plasenta bilobus
f. Plasenta trilobus
2. Tipe plasenta menurut peletakan dengan dinding rahim
a. Plasenta adhesiva (melekat)
b. Plasenta akreta (lebih melekat)
c. Plasenta inkreta (sampai ke otot polos)
d. Plasenta perkreta (sampai ke serosa)
B. Letak plaasenta dan
keadaan plasenta
1. Letak plasenta
Pada umumnya pada
korpus uteri bagian depan atau belakang agak ke arah fundus uteri. Hal ini
adalah fisiologis karena permukan bagian atas korpus uteri lebih luas, sehingga
lebih banyak tempat untuk berimplantasi.
2. Keadaan plasenta
a. Bagian ibu / permukaan maternal
Ø Permukaan yang menghadap ke dinding rahim
Ø Warnanya merah tua
Ø Permukaannya kasar beralur alur sehingga seolah-olah
terbagi dalam bebarapa belah yang disebut kotiledon
Ø Permukaan maternal mempunyai 15-20 kotiledon, terdiri atas desidua
kompakta yang terbentuk dari beberapa lobus.
b. Bagian janin / permukaan fetal
Permukaan yang
menghadap kearah janin tampak licin dan bewarna putih kuning.
Ø Permukaan fetal diliputi lapisan amnion yang tipis dan
bening sehingga kelihatan membayang dibawahnya pembuluh darah yang bercabang.
Ø Terdiri dari korion frondosum
dan villit
Ø Tali pusat merupakan
penghubung janin dan plasenta
Ø Tebalnya kira-kira 50 cm, berwarna putih kuning dan
tampak terpilih
yang tidak sama tebalnya pada semua tempat didalam tali pusat terdapa tiga pembuluh
darah yaitu satu vena umbilikalis dan dua arteri umbilikalis .
C. Bagian
bagian plasenta
Sebenarnya
plasenta sebagian besar terdiri dari bagian-bagian janin, yaitu villi koriales
yang berasal dari chorion dan sebagian kecil dari bagian ibu yang berasal dari
desidya basalis. Darah ibu yang berada di ruang interviller berasal dari spiral
arteries yang berada di desidua basalis. Pada systole daerah disemprotkan
dengan tekanan 70-80 mmHg seperti air mancur ke dalam ruang interviller sampai
mencapai chorionicplate, pangkal dari kotiledon-kotiledon janin. Darah tersebut
membasahi semua villi koriales dan kembala perlahan-lahan dengan tekanan 8 mmHg
ke vene-vena di desidua.
Darah ibu
yang mengalir diseluruh plasenta diperkirakan akan meningkat
dari 300ml/menit pada kehamilan 20 minggu menjadi 600
ml/menit pada kehamilan 20 minggu menjadi 600 ml/menit pada kehamilan 40
minggu. Seluruh ruang interviller tanpa villi koriales mempunyai volume sekitar
150-250 ml. Permukaan seluruh villi koriales diperkirakan seluas ±11 m². Hal
ini menjamin pertukaran zat-zat makanan dari tubuh janin ke tubuh ibu melalui
plasenta dapat berlangsung dengan baik. Peredaran darah antara uterys dan
plasenta dapat diukur dengan doppler ultra sound.
Bentuk pasenta yang seperti cakram membuat
plasenta memiliki dua sisi atau bagian permukaan yang saling berlawanan.
Permukaan fetal adalah yang menghadap ke janin, warnanya keputih-putihan dan
licin karena tertutup oleh amnion, di bawah amnioin nampak pembuluh-pembuluh
darah.
Pada penampang sebuah plasenta yang masih melekat pada
dinding rahim nampak bahwa plasenta terdiri dari 2 bagian yaitu :
1. Bagian yang terbentuk oleh jaringan janin.
Bagian ini
disebut piring penutup atau membrane chorii yang terbentuk oleh omnion,
pembuluh pembuluh darah janin, chorion dan villi
2. Bagian yang terbentuk oleh jaringan ibu.
Bagian ini
disebut decidua atau piring basal yang terdiri dari deciduas compacta dan
sebagian dari decidua spongiosa yang kelak akan ikut lepas dengan plasenta.
D. Faal
plasenta
Plasenta
merupakan alat yang sangat penting bagi janin karena merupakan media pertukaran
zat antara ibu dan janin dan sebaiknya. Baik tadaknya keadaan janin tergantung
pada baik buruknya faal plasenta. Biasanya plasenta terbebtuk lengkap pada
kehamilan 16 minggu dengan ruang ominion telah mengisi seluruh kavum uteri.
Fungsi plasenta selama kehamilan adalah mempertahankan janin dapat tumbuh
dengan baik dengan menjamin kebutuhan janin, yaitu pertukaran oksigen dan
karbondiosida, asam amino, vitamin dan mineral serta pembuangan sisa
metabolisme dari janin keperedaran darah ibu.
Darah
janin dan darah ibu tidak dapat bercampur karena terpisah oleh lapisan jaringan
yang dinamakan membrane plasenta. Membrane plasenta ini terdiri dari lapisan
syncytium, lapisan sel langhans, jaringan ikat dari villus dan lapisan endotel
kapiler.Darah janin menuju plasenta melalui 2 arteri umbilikalis dan dari
plasenta kembali ke tubuh janin melalui 1 vena umbilikalis. Ketika pembuluh
darah ini terdapat dalam tali pusat. Pada sistem paredaran darah janin, arteri
mengandung darah kotor dan vena mengandung darah bersih.Dari tali pusat
pembuluh-pembuluh darah tersebut berjalan dalam chorion dan masuk ke dalam
villi. Darah ibu memancar ke dalam ruangan intervillair, yaitu rongga diantara
villi, darai arteri-arteri ibu yang terbuka pada dasar ruangan tersebt.
Kemudian darah ibu menyebar ke segala arah dan secara erlahan mengalir kembali
ke bawah dan masuk ke dalam vena pada dasar plasenta.Telah dikatakan sebelumnya
bahwa darah ibu dan darah janin tidak akan mungkin tercampur karena terpisah
oleh lapisan trofoblast, jaringan pengikat villus dan endotel pembuluh darah
villus. Namun beberapa bukti menunjukkan bahwa ada kalanya sel darah janin
masuk ke peredaran darah ibu dan sebaliknya.
E. Fungsi
plasenta
1. Sebagai alat yang memberikan makanan pada janin
(nutritif), mengeluarkan sisa metabolisme (ekskteri), alat yang memberi zat
asam dan mengeluarkan karbon dioksida (respirasi).
2. Alat yang membentuk hormon.
Hormon yang
dihasilkan oleh plasenta antara lain :
a. Human chorionic gonadotropin (HCG)
HCG
merupakan suatu glikoprotein yang berfungsi sebagai luteinizing interstitial cell
stimulating dan luteotropic. Hormon ini ditemuan dalam darah dan urin wanita hamil.
Di dalam plasenta HCG ditemukan dalam konsentrasi yang tinggi. Bukti bahwa HCG
dibuat di plasenta adalah ditemukannya hormon tersebut dari plasenta yang
dibiakkan. Hormon yang khas untuk kehamilan ini dibentuk oleh trofoblast.
HCG berfungsi
mempertahankan korpus luteum yang membuat estrogen dan progesterone sampai saat
plasenta terbentuk sepenuhnya dan dapat membuat sendiri estrogen dan
progesterone.
b. Chorionic somatomammotropin (placental lactogen)
Chorionic
somato-mammotropin adalah hormon protein yang merangsang pertumbuhan, mempunyai
efek lactogenic dan luteotropic. Hormon ini juga mempengaruhi metabolisme
karbohidrat dan lemak selain kehamilan.
c. Estrogen
Esterogen
dalam bentuk estradiol,estron dan esteriol di temukan dalam konsentrasi lebih
tinggi di vena uterina dari pada di arteri uterina yang berarti bahwa estrogen
dibuat di plasenta. Bila janin tidak ada, seperti pada mola hidatidosa, janin
mati, tanpa glandula suprarenalis, anenchepalus atau kerusakan pada enzim-enzim
di plasenta, maka produksi estrogen pada plasenta dan pengeluaran estrogen
melalui urin akan lebih rendah. Kadar esteriol dalam urin dapat digunakan untuk
menilai keadaan janin.
d. Progesteron
Progesteron
ditemukan dalam darah yang dikeluarkan dari plasenta dalam konsentrasi yang
lebih tinggi daripada di dalam darah yang masuk ke dalam plasenta. Ini nerarti
bahwa progesterone dibentuk di plasenta.
Berbeda
dengan estrogen, kematian janin atau adanya anencephalus pada janin tadak
mempengaruhi kadar progesterone. Enzim-enzim di plasenta membentuk progesterone
dari kolesterone di dalam darah melalui pregnenolon.
e. Tirotropin korionik dan
relaksin,
f. Adrenocorticoid :Induksi sistem ensim dan maturasi
janin
Sejumlah
produk plasenta dan metabolisme janin dapat digunakan untuk skrining penyakit
janin. Pengukuran alfafetoprotein yang dihasilkan oleh hepar,usus dan yolc sac
janin dapat digunakan untuk deteksi sejumlah kelainan anatomi . Bersama dengan
penentuan serum hCG maternal, dapat diperhitungkan terjadinya trisomi.
3. Imunologi : menyalurkan antibiotik kejanin.
Janin
mempunyai kemampuan terbatas untuk membentuk antibody. Molekul antibody
tertentu dari ibu dapat masuk ke janin sehinga dapat melindungi janin secara
pasif. Misalnya ibu mendapat vaksinasi cacar (variola), difteri, poliomyelitis,
atau jika ibu hamil menderita penyakit campak, dapat disuntikan tetanus toksoid
dan sebagainya. Kekebalan yang diperoleh janin ini dapat bertahan sampai
sekitar usia 4 bulan setelah dilahirkan.
4. Farmakologi : menyalurkan obat-obatan yang mungkin
diperlukan janin, yang diberikan melalui ibu.
5. Proteksi : barrier terhadap infeksi bakteri dan virus , zat-zat
toksin (akan tetapi belakangan ini diragukan karena, pada kenyataannnya janin
sangat mudah terpapar infeksi / intoksikasi yang dialami ibunya).
Untuk
mengetahui fungsi plasenta (test fall plasenta) dapat dilakukan dengan :
·
Pertumbuhan
janin
·
Pemeriksaan
air ketuban secara amnio scopi atau amniocentesis
·
Pemeriksaan
urin ibu, dengan memeriksa kadar estrogen dan pregnandio 1 per 24 jam
·
Pemeriksaan
serum oksitosin dalam darah ibu. Serum
oksitosin dibuat dalam darah sincitiotrofoblast.
·
Penentuan
kadar HPL (Human Placental Lactogen)
·
Oxytocin
Challenge test
F. Sirkulasi
plasenta.
Darah ibu
yg berada di ruang interviller berasal dari spiral arteries yang berada di desidua basalis. Pada sistosel darah
disemprotkan dengan tekanan 70-80mmhg seperti air mancur ke dalam ruang
interviler sampai mencapai chorionic plate, pangkal kotiledon-kotiledon janin.
Darah tersebut membasahi semua villi koriales & kembali perlahan-lahan
dengan tekanan 80mmhg ke vena-vena
di desidua.
Di tempat-tempat tertentu ada
implantasiplacenta terdapat vena-vena yang lebar (sinus) untuk menampung darah
kembali. Pada pinggir placenta di beberapa tempat terdapat pula suatu rung vena
yang luas untuk menampung darah yang berasal dari ruang interviller diatas.
Ruang ini disebut sinus marginalis.
Darah
ibu yang mengalir di seluruh placenta diperkirakan menaik dari 300 ml tiap
menit pada kehamilan 20 minggu sampai 600 ml tiap menit pada kehamilan 40
minggu. Seluruh ruang interviller tanpa villi koriales mempunyai volume lebih
kurang 150-250 ml. Permukaan semua villi koriales diperkirakan seluas lebih
kurang 11 m2.. Dengan demikian pertukaran zat-zat makanan terjamin benar.
Perubahan-perubahan
terjadi pula pada jonjot-jonjot selama kehamilan berlangsung. Pada kehamilan 24
minggu lapisan sinsitium dari villi tidak berubah, akan tetapi dari lapisan
sititrofoblas sel-sel berkurangdan hanya ditemukan sebagai kelompok sel-sel,
stroma jonjot menjadi lebih padat, mengandung
fagosit-fagosit, dan
pembuluh-pembuluh darahnya menjadi lebih besar dan lebih mendekati lapisan
trofoblas. Pada kehamilan 36 minggu sebagian besar sel-selsitotrofoblas tak ada lagi, akan tetapi
antara sirkulasi ibu dan janin selalu ada lapisan trofoblas. Terjadi
klasifikasi pembuluh-pembuluh darah dalam jonjot dan pembentukan fibrin di
permukaan beberapa jonjot. Kedua hal terakhir ini mengakibatkan pertukaran
zat-zat makanan, zat asam, dan sebagainya antara ibu dan janin mulai terganggu.
Deposit
fibrin ini dapat terjadi sepanjang masa kehamilan sedangkan banyaknya juga
berbeda-beda. Jika banyak, maka deposit ini dapat menutup villi dan villi itu
kehilangan hubungandengan darah ibu lalu berdegenerasi. Dengan demikian,
timbulah infark.
G.
Kelainan
pada plasenta
1. nsersio Marginalis
a. Tali pusat di pinggir plasenta
b. Tidak menimbulkan kesulitan
2. nsersio Velamentosa
a. Tali pusat tidak tertanam pada plasenta, tetapi
diselimuti janin
b. Pembuluh-pembuluh darah tali pusat bercabang dalam
selaput janin
c. Klinis: Bila kebetulan bagian selaput janin yang
mengandung pembuluh darah berada di kutub bawah (vasa previa) maka pada waktu
pembuluh darah putus dan menyebabkan perdarahan yang berasal dari janin
sehingga janin akan meninggal
3. Plasenta Bilobata
a. Uri yang terdiri dari 2 bagian
b. Klinis : tidak menimbulkan
kesulitan
4. Plasenta Fenestra
a. Uri yang berlobang
b. Klinis : tidak menimbulkan
kesulitan
5. Plasenta Marginata
(Sirkumvalata
a. Pada pinggir uri terdapat suatu lingkaran jaringan
tebal yang berwarna putih selebar 4–5 cm
b. Jaringan putih ini
sesungguhnya lipatan dari jaringan selaput janin
c. selaput janin tidak melekat
pada pinggir jaringan uri tetapi agak ke tengah
d. Klinis: dapat menimbulkan perdarahan sebelum
persalinan
6. Plasenta Suksenturiata
a. Disamping uri yang normal
didapatkan uri tambahan kecil yang terpisah
b. Diantar auri tambahan dan uri
yang normal ada hubungan pembuluh darah
c. Klinis; Bila pada waktu persalinan, ada uri tambahan
yang tertinggal maka dapat terjadi perdarahan post partum, oleh karena itu bila
pada pemeriksaan uri dalam selaput janin terdapat pembuluh darah yang terputus
dan terbuka, maka harus diperhatikan kemungkinan adanya plasenta suksenturiata
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
ü Plasenta adalah alat yang sangat penting bagi janin
karena merupakan alat pertukaran zat antara ibu dan anak sebaliknya. Plasenta
terletak pada korpus uteri bagian depan atau belakang agak ke arah fundus
uteri. Hal ini adalah fisiologis karena permukan bagian atas korpus uteri lebih
luas, sehingga lebih banyak tempat untuk berimplantasi
ü Bentuk plasenta yang seperti cakram membuat plasenta
memiliki dua sisi atau bagian permukaan yang saling berlawanan. Permukaan fetal
dan permukaan maternal.
ü Fungsi plasenta
·
Sebagai alat
yang memberi makanan pada janin (nutritif), mengeluarkan sisa metabolisme
(ekskteri), alat yang memberi zat asam dan mengeluarkan karbon dioksida
(respirasi)
·
Alat
yang membentuk hormone
·
Imunologi :
menyalurkan berbagai antibody ke janin
·
Farmakologi
: menyalurkan obat-obatan yang mungkin diperlukan janin, yang diberikan melalui
ibu.
·
Proteksi :
barrier terhadap infeksi bakteri dan virus, zat-zat toksik (tetapi akhir2 ini
diragukan, karena pada kenyataanya janin sangat mudah terpapar infeksi /
intoksikasi yang dialami ibunya).
ü Kelainan pada plasenta
·
Insersio
Marginalis
·
nsersio
Velamentosa
·
Plasenta
Bilobata
·
Plasenta
Fenestra
·
Plasenta
Marginata (Sirkumvalata)
·
Plasenta
Suksenturiata
Tidak ada komentar:
Posting Komentar